Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gizi Buruk, Bayi Silvester Kritis dengan Berat Cuma 2,3 Kg

Kompas.com - 06/05/2014, 17:46 WIB
Kontributor Timor Barat, Sigiranus Marutho Bere

Penulis


KEFAMENANU, KOMPAS.com - Kasus gizi buruk hingga saat ini masih saja ditemukan di Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur. Silvester Bifel, bayi berusia empat bulan, asal Desa Nian, Kecamatan Miomafo Tengah, didiagnosa menderita gizi buruk atau Marasmus.

Kondisi bayi malang ini terus memburuk sampai kritis sehingga harus menjalani perawatan secara intensif di bangsal anak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kefamenanu. Selain gizi buruk, bayi Sivester juga terkena radang paru-paru atau bronkopneumonia, akibatnya harus diberi infus dan oksigen.

Bayi Silvester lahir dengan berat 2,6 kilogram. Namun, setelah menderita gizi buruk pada usia empat bulan, berat badannya pun turun menjadi 2,3 kilogram. Menurut ibu Silvester, Adelfina Bifel (19), selama ini bayinya hanya diberi susu formula karena bayinya tidak mau minum air susu ibu (ASI).

“Anak saya ini tidak mau minum ASI sejak lahir sehingga selama ini hanya minum susu formula. Saya kasih minum susu sehari tiga kali. Kondisinya mulai sakit pada 9 April lalu dengan gejala badan panas dan batuk-batuk. Selama ini kami pakai obat kampung (ramuan tradisional) untuk mengobatinya, namun tidak ada perubahan sehingga pada Sabtu kemarin ibu bidan desa membuat rujukan untuk dirawat di rumah sakit,” kata Adelfina yang didampingi Maria Natun, nenek Silvester, di ruang perawatan, Selasa (6/5/2014).

Adelfina mengaku selama ini membesarkan bayinya seorang diri karena lelaki yang menghamilinya tidak mau bertanggung jawab. Semua biaya hidupnya ditanggung oleh kakak kandungnya yang berprofesi sebagai buruh bangunan.

Begitu pula untuk membeli susu formula bayi juga ditanggung sang kakak yang mempunyai penghasilan pas-pasan. Karena pas-pasan, takaran pemberian susu untuk bayi terpaksa dikurangi demi menghemat anggaran susu yang dinilainya mahal.

Adelfina mengaku hanya bisa pasrah menerima kenyataan dengan terus berdoa untuk kesembuhan buah hatinya yang masih kritis. Sementara itu, nenek Maria Natun berharap agar ada pihak yang mau membantu meringankan penderitaan cucunya itu.

Secara terpisah, dokter spesialis anak RSUD Kefamenanu, Mervin Tri Hadianto mengatakan, bayi Silvester mengalami gizi buruk, gagal tumbuh dan bronkopneumonia karena kurang nutrisi dan juga pola penanganan secara tradisional yang selama ini dilakukan yakni mengasapi bayi.

“Memang kondisinya kritis, namun masih ada harapan dan sudah agak baikan sedikit. Kalaupun hidup mungkin besarnya jadi anak dengan IQ rendah karena otak tidak berkembang sempurna akibat gizi buruknya. Masa emas perkembangan otak mulai dari 0 sampai dua tahun. Stagnan di masa sekarang, di usia empat bulan. Belum lagi ia akan hidup dalam kondisi single parents yang secara psikologis tidak baik,” ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com