Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Letusan Kecil Merapi, Fenomena Baru

Kompas.com - 05/05/2014, 20:25 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis


MAGELANG, KOMPAS.com — Letusan-letusan kecil yang kerap timbul di Gunung Merapi belakangan ini menunjukkan paramater kegempaan yang belum terpola dengan jelas. Fenomena ini merupakan karakter baru Merapi pasca-erupsi 2010 lalu.

Demikian dikatakan Dewi Sri Sayudi, staf Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, seusai memberi sosialisasi ke perangkat desa di Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, Senin (5/5/2014).

“Saat Merapi erupsi pada 1872, fenomena seperti itu juga terjadi. Saat itu fenomena tersebut muncul selama dua tahun," ujar Dewi.  

Dewi memperkirakan, letusan-letusan kecil ini akan terus terjadi, bahkan sampai status Merapi naik menjadi siaga dan awas. Walau demikian, pihaknya tetap meninjau kembali jika terjadi perubahan pada alat pemantau.  

“Insya Allah seperti itu (letusan-letusan kecil). Kami berharap hanya letusan kecil karena kita melihat aktivitas menurun sehari, dua hari," lanjutnya.

Dewi menjelaskan, meski hanya berupa letusan-letusan kecil, letusan pada 18 November 2013 menimbulkan retakan pada kubah lava 2010 dengan lebar 70 meter dan panjang 250 meter.  

Meningkatkan status Gunung Merapi menjadi Waspada membuat BPPTKG melakukan sosialisasi di sejumlah wilayah di Kabupaten Magelang yang masuk dalam kawasan rawan bencana (KRB) Merapi. Dua wilayah di Kabupaten Magelang yang mendapat sosialisasi adalah Kecamatan Dukun dan Srumbung.  

“Sosialisasi ini bertujuan agar warga lebih mengerti informasi secara langsung dari sumbernya. Oleh karena itu, tidak terlalu panik dan memercayai informasi-informasi yang tidak jelas,” kata Sri.  

Pada kesempatan itu, BPPTKG juga mengimbau kepada warga untuk tidak melakukan aktivitas pada jarak terdekat dari puncak Merapi, yakni kegiatan pendakian, pertanian, dan kegiatan lainnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com