Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Upah Tak Dibayar, Saksi Gerindra Kendari Ancam Lapor Polisi

Kompas.com - 02/05/2014, 20:44 WIB
Kontributor Kendari, Kiki Andi Pati

Penulis


KENDARI, KOMPAS.com - Puluhan saksi Pemilu Legislatif 2014 dari Partai Gerindra, Kendari, Sulawesi Tenggara, mendesak pengurus partai setempat untuk membayar honor mereka sebesar Rp 150.000 per orang. Para saksi di masing-masing TPS tersebut berasal dari daerah pemilihan lima yakni Kecamatan Mandonga dan Kecamatan Puwatu, Kota Kendari.

Tak hanya yang di TPS, pengurus Partai Gerindra Kendari juga belum membayar honor saksi di tingkat kecamtan dan kota.

Sirajuddin, salah seorang saksi di PPK Kadia dan KPU menuturkan, hingga kini ia mengaku belum menerima sepeser pun honor yang dijanjikan ketua partai. Sementara ia telah melaksanakan tugasnya sebagai saksi partai dengan menyerahkan seluruh hasil rekapitulasi suara di wilayahnya.

“Sampai sekarang saya belum terima honor saksi sebesar Rp 300.000 di tingkat kecamatan, saya juga sudah jadi saksi di rapat pleno KPU. Kalau menurut pak Mahidin, dia janji untuk ketemu di salonnya, tapi dia bilang nanti saya telepon. Nah, selesai pleno rekap di KPU Kendari saya mau ketemu untuk menyerahkan hasil pleno, kembali dia janji akan ditelepon balik,” ungkap Sirajuddin di Kendari, Senin (2/4/2014).

Ketua DPC Gerindra Kendari Muhidin, kata Sirajuddin, selalu menyatakan uangnya masih menunggu dari DPP Gerindra ketika ditanya puluhan saksi. Padahal, sepengetahuannya, dana saksi untuk kota Kendari sebanyak Rp 97 juta telah digelontorkan pengurus DPP Gerindra sejak empat hari sebelum pemilu legislatif.

“Keputusan rapat DPC memang tidak diberikan semuanya, jadi diberikan Rp 75.000. Tapi kami ragu karena jangan sampai pengurusannya dipersulit dan ternyata terjadi seperti sekarang ini. Bahkan ketua DPD Gerindra Sultra menambahkan dana sebesar Rp 50.000, jadi totalnya, saksi di TPS mendapat honor senilai Rp 200.000,” jelasnya.

Sirajuddin yang juga pengurus PAC Gerindra di Kecamatan Kadia, mengancam akan melaporkan kasus ini polisi. Karena perbuatan ketua DPC Gerindra Kendari masuk dalam kasus penggelapan dan penipuan.

Hal yang sama juga diungkapkan saksi TPS 1 Kelurahan Korumba, Kecamatan Mandonga, Radinal Gafri. Menurutnya, sampai sekarang ini belum terima honor saksi.

“Belum satupun saksi TPS di dapil 5 dibayarkan honor, kami dijanji-janji beberapa kali sampai jenuh menunggu. Sementara kami sudah sleesai melaksanakan tugas dan formulir C1 di TPS sudah kami serahkan ke pengurus Partai Gerindra. Maka dari itu, kami berharap agar honor saksi segera dibayar,” terangnya.

Ketua DPC Gerindra Kota Kendari, Muhidin Abdul Said yang dikonfirmasi melalui telepon selulernya menyatakan, pihaknya hanya membayar honor saksi yang telah menyerahkan hasil rekap suara di tingkatan TPS sampai KPU.

“Partai baru bisa menyerahkan honor ketika hasil rekapitulasi perhitungan suara di TPS, PPS, PPK diserahkan ke partai, karena itu bukti kami untuk membayar. Bagi mereka yang belum menyerahkan itu, kami tidak bisa membayar honornya. Karena jangan sampai mereka hanya mengaku saja sebagai saksi, dan jika saksi mengaku telah menyerahkan hasil rekap, diserahkan ke siapa?” katanya.

Menurutnya, DPC Gerindra Kendari telah mempercayakan soal pembayaran saksi ke bendahara DPC. Muhidin mengaku tidak takut dengan ancaman para saksi untuk melaporkannya ke polisi.

“Kalau memang saksi memiliki bukti formulir C1 rekap suara di tingkatan TPS, PPS dan PPK, suruh ketemu saya, nanti saya akan bayarkan honornya. Kalau memang dianggap saya salah, silakan saja dilaporkan ke polisi,” tantangnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com