Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suara Dentuman Makin Sering sejak Merapi Waspada

Kompas.com - 01/05/2014, 14:01 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis


MAGELANG, KOMPAS.com — Sejak status Gunung Merapi di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta meningkat menjadi Waspada pada Selasa (29/4/2013) pukul 23.50 WIB, muncul fenomena suara dentuman yang terdengar hingga jarak tertentu.

Menurut Subandrio, Kepala Balai Penelitian dan Penyelidikan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, dentuman itu diduga karena adanya arus konveksi atau turbulensi gas di dalam perut Merapi sehingga terjadi benturan antara bebatuan dan gas.

"Terdengar suara dentuman dari Pos Pemantauan Babadan, Rabu sore kemarin. Terdengar terus-menerus sebanyak 24 kali, lebih banyak dari hari sebelumnya. Ini membuktikan bahwa aktivitas gas Merapi cukup tinggi," katanya seusai meninjau Pos Pemantauan Babadan di Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, Kamis (1/5/2014).

Dari Pos Pemantauan Babadan yang berjarak sekitar 4,4 kilometer dari puncak Merapi, tercatat sejak 29 April 2014, terdengar dentuman 17 kali, lalu meningkat pada 30 April 2014 sebanyak 24 kali yang terdengar hingga jarak 8 kilometer dari puncak. Selain itu, pada 30 April 2014 juga tercatat 35 kali gempa low frequency dan enam kali gempa tektonik.

"Kemungkinan kecil dinding Merapi jebol ke samping akibat terkikis oleh aktivitas turbulensi itu," imbuhnya. Subandrio mengatakan, pihaknya hingga kini masih melakukan pemantauan secara intensif aktivitas gas di perut Merapi apakah ada peningkatan atau menurun.

Sementara itu, aktivitas warga di sekitar gunung api teraktif di dunia itu masih berjalan seperti hari-hari biasanya meskipun warga sering mendengar suara dentuman keras dari arah puncak Merapi."Iya belakangan ini sering terdengar suara dentuman, dem! begitu. Tetapi, sampai hari ini kami masih biasa saja, bekerja seperti biasa," kata salah seorang warga lereng Merapi, Sutarman.

Hingga kini, status Merapi masih Waspada atau level II. Warga di sekitarnya diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan, tetapi tidak perlu panik serta tidak mudah terpancing dengan isu-isu yang tidak jelas sumbernya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com