Para pekerja Dolly yang mengenakan atribut khusus berwarna hitam itu berkumpul di Gang Dolly. Sebelum berangkat bersama-sama menuju kantor Gubernur Jatim, Gedung Grahadi, dengan ratusan motor sekitar pukul 10.00 WIB, mereka menggelar orasi dan mengajak seluruh elemen pekerja Dolly untuk ikut berunjuk rasa.
Nardi, salah satu koordinator aksi, mengatakan, massa riil pekerja yang disiapkan sekitar 500 orang, dari seluruh elemen pekerja, seperti tukang parkir, tukang bersih-bersih, dan mucikari, hingga pemilik wisma.
"Kami ingin pemerintah membatalkan rencana penutupan Dolly karena kawasan ini satu-satunya tempat kami bekerja," katanya.
Seperti diberitakan, Pemkot Surabaya berencana menutup area lokasi prostitusi itu pada 19 Juni 2014, tepat sebelum bulan puasa. Pemkot Surabaya difasilitasi oleh Pemprov Jatim sudah menyiapkan dana untuk pelatihan PSK dan mucikari serta dana untuk modal agar mucikari dan PSK mencari usaha baru yang lebih baik.
Saat ini, sekitar 1.080 pekerja seks komersial beroperasi di kompleks yang konon pernah menjadi lokasi prostitusi terbesar di Asia Tenggara itu. Mereka aktif di puluhan wisma dengan sekitar 300 lebih mucikari.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.