Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ridwan Kamil: Semua Usaha di Bandung Harus Punya Izin

Kompas.com - 28/04/2014, 21:02 WIB
Kontributor Bandung, Putra Prima Perdana

Penulis


BANDUNG, KOMPAS.com- Pekan depan Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung akan melakukan pemutihan perizinan kepada seluruh usaha baik mikro maupun makro. Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil mengatakan, upaya tersebut dilakukan untuk mendata jumlah pengusaha di kota Bandung.

"Dalam waktu seminggu kita adakan pemutihan perizinan semua usaha di Bandung," kata pria yang akrab disapa Emil ini saat ditemui di Balai Kota Bandung, Senin (28/4/2014).

Lebih lanjut Emil menjelaskan, pemutihan izin tersebut berlaku untuk semua jenis usaha. Artinya, kata Emil, tidak ada pengecualian meskipun usaha tersebut hanya sekadar warung rokok di pinggir jalan. "Semua jenis yang mendapatkan uang. Warung pun juga sama," ujarnya.

Emil menambahkan, Pemkot Bandung tidak bermaksud untuk menarik pajak langsung dalam pemutihan izin tersebut. Upaya tersebut dilakukan hanya untuk mengetahui seberapa besar perputaran uang di Kota Bandung.

"Semua usaha akan kita kasih waktu 3 bulan untuk segera mendaftarkan perizinan. Jadi, baik usaha kecil maupun besar tidak boleh ilegal," jelasnya.

Setelah seluruh bentuk usaha terdata, lanjutnya, Pemkot Bandung baru akan memilah-milah usaha mana yang bakal dikenakan pajak. "Ini bukan soal pajak, ini hanya pendaftaran dulu. Tapi kalau yang kecil ya tidak perlu kena pajak," sambung Emil.

Sebelumnya diberitakan, Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil mengatakan ada sekitar 1000 restoran dan rumah makan di Kota Bandung yang tidak berizin. Hal tersebut diungkapkan Ridwan Kamil usai menghadiri pertemuan dengan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Barat di Hotel Savoy Homan, Jalan Asia Afrika, Kota Bandung, Jumat (24/1/2014).

"Ada 1000-an usaha restoran yang belum berizin. Kita berupaya untuk mempercepat dan membuat aturan baru agar semua restoran di Bandung berizin," kata Ridwan seusai pertemuan.

Tidak berizinnya ribuan rumah makan dan restoran tersebut berimplikasi langsung terhadap pendapatan Kota Bandung. Untuk potensi pajak yang bisa diambil dari pengusaha restoran dan rumah makan yang ada di kota Bandung, Ridwan memprediksi mencapai Rp 200 milyar per tahun. "Income buat Pemkot Bandung jadi tidak ada," ucapnya.

Lebih lanjut Ridwan menambahkan, peraturan tentang izin baru untuk rumah makan dan restoran tersebut akan dibicarakan dengan DPRD secepatnya agar peraturan daerah (Perda) yang sudah ada terkait izin tersebut bisa dimaksimalkan.

"Akan kita percepat, apakah bentuknya dengan pemutihan akan kita diskusikan dulu dengan DPRD. Operasionalnya sudah berjalan, jadi sebenarnya tidak fair juga untuk Pemkot Bandung," akunya.

Sementara itu, Ridwan menyanggah ketika disinggung soal rencana menaikkan pajak untuk usaha restoran, rumah makan serta hiburan malam. Bukan menaikkan, kata Ridwan, tapi bagaimana caranya untuk mengoptimalkan pendapatan dari pajak hotel dan restoran. "Selama ini menurut hitungan tidak optimal karena banyak yang tidak bayar juga," bebernya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com