Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PHRI Kabupaten Semarang Sepakat Tangani Limbah Kondom Bekas

Kompas.com - 25/04/2014, 10:09 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

SEMARANG, KOMPAS.com - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Semarang sepakat menangani limbah kondom bekas pakai.

Ketua PHRI Kabupaten Semarang Sumardi Darmadji mengatakan, kesepakatan itu diambil dalam sebuah pertemuan yang digelar pada Selasa (25/4/2014) menyusul temuan Komisi Penanggulangan Aids (KPA) bahwa hampir 6.000 dari 13.000 limbah kondom bekas yang dibuang sembarangan.

"Kami tindak lanjuti (permintaan bupati) untuk menangani masalah sampah kondom bekas pakai dengan mengimbau pemilik hotel. Kami sepakat untuk memisahkan sampah, khususnya bekas alat kontrasepsi dengan sampah umum. Surat edaran terkait penanganan sampah bekas alat kontrasepsi sudah kita edarkan ke anggota PHRI," kata Sumardi Darmadji, Jumat (25/4/2014).

Ia menjelaskan, PHRI Kabupaten Semarang memiliki 150 hotel dan restoran dan hampir 100 dantaranya berada di kawasan wisata Bandungan.

Menurut Sumardi, penanganan sampah kondom bekas ini sementara akan dilakukan secara swadaya oleh pihak hotel dengan cara yang sederhana. Sebab jika menggunakan insenerator atau alat penghancur sampah, biaya yang dibutuhkan cukup mahal.

"Kalau misalnya menggunakan jasa Medivet (sebuah Rumah Sakit di Bandungan) biayanya Rp 10.000 per kilogram. Sementara ini ditangani sendiri dengan cara dibakar menggunakan bensin. Pemilahan sampah bekas alat kontrasepsi nantinya oleh Housekeeping," ungkap pengelola Hotel Kusuma Bandungan itu.

Sumardi mengatakan, sampah bekas alat kontrasepsi harus ditangani khusus. "Sampah bekas alat kontrasepsi itu kan kotor dan mungkin ada sedikit virus atau penyakit. Jadi, harus menggunakan pengaman seperti masker atau sarung tangan saat membakar," katanya.

Sumardi menyatakan, adanya program pembagian kondom gratis yang dibiayai dana pemerintah sebenarnya kontraproduktif mengingat tujuannya mencegah penyakit ternyata menimbulkan permasalahan baru.

Hotel tidak mungkin menyediakan tempat sampah khusus bekas alat kontrasepsi karena justru bisa memunculkan kesan yang tidak baik pada hotel. "Kita kan hotel, sehingga tidak mungkin menyediakan tempat sampah khusus bekas alat kontrasepsi. Di setiap kamar sudah ada tempat sampah, tapi tidak untuk sampah tertentu saja," ujarnya.

Sebelumnya Bupati Semarang Mundjirin menyatakan keberadaan sampah kondom bekas pakai seharusnya dimusnahkan dengan cara dibakar menggunakan insenerator atau alat pembakar sampah. Sehinggga sampah kondom bekas pakai tidak mengganggu lingkungan karena dikhawatirkan mengandung kuman penyakit.

"Kita tidak berpikir bahwa sampah kondom ini masuk sampah medis. Lha ini jadi problem baru ada sampah medis yang di lokasi non-medis. Ini harusnya dimusnahkan dibakar di insinirator, tidak dibuang ditempat sampah yang lain. Tolong hotel-hotel di Bandungan menyiapkan tempah sampah khusus itu," kata Mundjirin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com