Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sogok Rp 117 Juta tetapi Gagal, Caleg Cantik Ini Merasa Ditipu

Kompas.com - 24/04/2014, 10:26 WIB
PASURUAN, KOMPAS.com — Pada Minggu (20/4/2014) sore, seorang calon anggota legislatif DPRD Jawa Timur Dapil 2, Agustina Amprawati, keberatan dan merasa ditipu karena tidak memperoleh tambahan 5.000 suara per-kecamatan, sesuai yang dijanjikan para panitia pemilihan kecamatan (PPK) tersebut.

Padahal, dari pengakuannya, ia telah memberi uang sebanyak Rp 117 juta, dan membelikan satu Honda Megapro bekas senilai Rp 11.150.000 untuk PPK yang kini telah di-nonaktifkan oleh KPU Kabupaten Pasuruan.

Selama beberapa hari, banyak media elektronik dan media cetak, baik lokal maupun nasional, yang memberitakan tindakan wanita kelahiran Malang, 17 Agustus 1967 ini.

Ditemui di sebuah kafe di Kota Pasuruan, Agustina mengaku sudah memikirkan matang-matang tindakannya, yakni melaporkan 13 PPK ke panitia pengawas, meski dirinya selaku pemberi uang atau penyuap.

"Enggak, saya enggak takut karena saya di posisi korban. Saya ditipu," kata ibu empat anak ini, Rabu (23/4/2014).

Tina—panggilan akrabnya—menceritakan, awalnya para PPK itu yang memberikan tawaran kepadanya sambil meminta sejumlah uang.

"Saya siap menerima konsekuensinya. Saya ditawari, saya diminta uang. Otomatis saya kan ditipu," kata Tina, yang mengaku siap jika pernyataannya dikonfrontasi dengan ke-13 PPK yang telah ia laporkan.

Tina mengatakan, motivasinya untuk melaporkan ke-13 PPK semata hanya untuk meminta pertanggungjawaban atas janji yang diberikan kepadanya.

"Kita sebetulnya tidak ada motivasi lain. Hanya meminta pertanggungjawaban mereka kerena setelah meminta uang, mereka terus menghindar," ucap dia.

Bungsu dari 11 bersaudara ini menduga, 13 PPK yang ia laporkan tidak hanya menerima uang darinya, tetapi juga dari caleg-caleg yang lain. 

"Ada apa di balik ini semua, kenapa PPK berani berspekulasi bertanda tangan di atas meterai. Saya menduga, PPK menerima uang yang lebih besar dari saya sehingga komitmen dengan saya diabaikan," terangnya.

Dia juga yakin, banyak caleg lain yang berbuat sama seperti dirinya. Bahkan, selain PPK, banyak juga pihak yang terlibat karena tidaklah mudah jika penambahan suara tanpa diketahui oleh PPS, KPPS, dan KPU.

Oleh karena itu, dia tidak pernah merasa risau atau khawatir atas tindakannya. "Karena saya korban penipuan, kenapa harus risau. Justru, risaunya saya ini kenapa sampai detik ini, rentetan PPK sampai di bawahnya belum juga diperiksa," ungkapnya.

Ia juga merasa kecewa dengan sikap partainya, yang selama ini tidak pernah memberikan dukungan kepadanya. Hal ini termasuk juga ketika dia mendapat persoalan seperti sekarang.

"Sekarang gini, untuk apa saya memikirkan partai kalau partai enggak memikirkan saya. Sebelas bulan saya tinggalkan keluarga saya untuk menyosialisasikan nama besar Prabowo," kata wanita yang memiliki dua gelar sarjana ini.

Selain mengorbankan waktu, tidak sedikit uang yang sudah ia keluarkan untuk dana kampanyenya. Dia mengaku sudah menghabiskan Rp 600 juta untuk membuat kaus dan alat peraga kampanye. Jumlah tersebut belum termasuk dana untuk sosialisasi.

"Saya enggak pernah ngitung jumlah pastinya. Sudah di atas Rp 1 miliar lebih untuk bersosialisasi. Biaya makan, pendirian posko, dan lain-lain," kata Agustina.

Uangnya yang kini telah habis untuk biaya kampanyenya itu merupakan uang pribadi dari hasil kerja kerasnya. Sehari-hari, dia bekerja sebagai seorang kontraktor, dan memiliki sebuah perusahaan bernama CV Permata.

Kini, Agustina juga terancam dijerat Pasal 12 Ayat 2 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 jo Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Gratifikasi.

Menanggapi hal itu, Agustina tetap tidak merasa khawatir, dan enggan menanggapinya terlalu serius. "Kalau masalah jerat-menjerat, itu nanti. Akan tetapi, saya tidak bisa memastikan apakah saya kena jerat juga. Sebab, saya tidak merasa menyuap mereka, tetapi cenderung menjadi korban," imbuhnya lagi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com