Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Reaktivasi Jalur KA, Warga Bantaran Rel Stasiun Ambarawa Resah

Kompas.com - 24/04/2014, 08:20 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

AMBARAWA, KOMPAS.com - Ratusan warga yang menghuni bantaran rel KA Tuntang- Ambarawa, Jawa Tengah, mengaku resah dengan rencana reaktivasi rel kereta api yang digagas PT Kereta Api Indonesia (KAI).

Warga resah karena pemukiman mereka akan digusur menyusul rencana tersebut. Mereka berharap, PT KAI menyiapkan rumah lain sebagai pengganti.

Salah satu warga lingkungan Warung Lanang, kelurahan Lodoyong Ambarawa, Purdiantoko (53) mengatakan, warga sudah bertahun-tahun menempati bantaran rel KA di sepanjang stasiun Ambarawa hingga Tuntang.

Selama itu pula warga dipungut uang sewa oleh petugas PT KAI sebesar Rp 200 ribu per tahun. Selain itu, warga juga harus membayar pajak bumi dan bangunan (PBB). Sehingga jika harus digusur, warga akan kesulitan mengingat biaya yang besar.

“Kalau memang harus digusur kita memakluminya karena ini memang hak milik PT KAI. Namun kami harap PT KAI menyediakan tempat (rumah) bagi kami. Kami siap kalau memang harus bayar sewa. Tetapi jika tiba-tiba digusur ya kami warga sini kesulitan untuk cari tempat pengganti,” kata Purdiantoko, Rabu (23/4/2014) kemarin.

Purdiantoko mengaku menempati lahan PT KAI seluas 6x13 meter. Selain dia, ada puluhan warga yang juga senasib dengannya, di antaranya tersebar di kawasan Bugisan, Kupangsari, Tambaksari dan Tambakrejo, serta Tumenggungan.

Pihak PT KAI, kata Purdiantoko, sudah melakukan sosialisasi pada warga terkait rencana reaktivasi rel KA. Pada saat itu PT KAI menjelaskan, luasan tanah yang akan dibebaskan berukuran enam meter dari titik tengah rel baik sebalah kanan ataupun kiri.

“Tahun 2011 sudah pernah ada pemberitahuan dari PT KAI untuk rencana pengaktifan rel. Petugas KAI mengatakan luasannya enam meter dari titik tengah rel,” imbuhnya.

Sementara itu, dihubungi terpisah, anggota DPRD Kabupaten Semarang, Said Riswanto meminta PT KAI tidak melakukan relokasi warga secara mendadak. Sebab, jika hal itu dilakukan, warga akan kesulitan mencari uang untuk biaya sewa rumah, dan juga kesulitan mencari rumah sewa dengan biaya murah.

“Kalau bisa rencana relokasi diundur dulu, kasihan kalau mendadak dipindahkan karena mereka pasti kebingungan mencari uang untuk bayar sewa rumah dan juga kesulitan mencari rumah untuk di sewa,” kata Said.

Said mendesak, Pemerintah untuk membangun rumah susun sewa (rusunawa) guna merelokasi warga di sepanjang rel KA tersebut. “Kalau bisa rumah susun itu menjadi hak milik warga,” ungkap Said.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com