Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penebang Kayu Tewas Terseret Arus Sungai Metro

Kompas.com - 23/04/2014, 18:40 WIB
Kontributor Malang, Yatimul Ainun

Penulis


MALANG, KOMPAS.com
 — Miskal (40), seorang penebang kayu, warga Dusun Kemuning, Desa Kranggan, Kecamatan Ngajum, Kabupaten Malang, Jawa Timur, ditemukan tewas akibat terseret arus di sungai Metro, Desa Banjarsari, Ngajum, Kabupaten Malang.

Saat terseret arus sungai, korban sempat menghilang selama tiga jam. Warga yang tahu korban terseret arus langsung melakukan pencarian di sungai tersebut. Namun, korban tak juga ditemukan. Setelah tiga jam dicari, korban ditemukan dalam kondisi terjepit batu.

"Saya tidak tahu siapa korbannya. Ada banyak warga ikut mencari, saya juga ikut membantu mencari. Tak lama saya ikut mencari di sungai, saya menemukan jasad korban terjepit batu. Tidak tahunya korban masih keluarga saya sendiri," cerita Mariadi (55), penemu jasad korban, di lokasi kejadian, Rabu (23/4/2014).

Jasad korban ditemukan tak jauh dari lokasi kegiatan penebangan kayu yang sebelumnya dilakukan korban. "Saya tidak tahu korban itu tenggelam karena apa. Tapi, biasanya, setelah menebang kayu, kayu hasil tebangannya langsung dihanyutkan ke sungai. Orangnya ikut kayunya. Saat ini arus airnya cukup keras karena habis hujan," katanya.

Sementara itu, Gatot Asmihar, anggota Tim SAR Kabupaten Malang, menjelaskan, korban yang hanyut diketahui tak bisa berenang.

"Biasanya kayu hasil tebangan korban itu dibawa empat orang ke Dusun Boto, Desa Banjarsari," katanya.

Namun, kali ini untuk mempersingkat waktu, kayu hasil tebangan korban itu dihanyutkan ke sungai. Dan saat itu, kondisi air sungai sangat deras, sehingga kayu terbalik dan korban terjatuh dan terbawa arus sungai," ungkapnya.

Peristiwa itu terjadi pada pukul 13.00 WIB, Rabu (23/4/2014). Namun, jasad korban baru ditemukan pada pukul 16.00 WIB. Dari lokasi kejadian, jasad korban langsung dibawa ke kamar mayat Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang untuk diotopsi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com