Lima kecamatan yang menjadi skala prioritas program pembuatan lubang biopori ialah Langkapura, Kemiling, Tanjungkarang Pusat, Kedaton, dan Tanjungseneng.
Direktur Mitra Bentala Bandar Lampung, Mashabi, menargetkan 100.000 lubang biopori itu dapat menampung air hujan. Mitra Bentala adalah lembaga yang menggelar program pembuatan lubang biopori tersebut.
"Kondisi Bandar Lampung yang padat permukiman dan sempit lahan tidak memungkinkan bagi kami untuk menjalankan program konservasi air hujan selain biopori," kata Mashabi, Rabu (23/4/2014).
Mashabi menerangkan, Kota Bandar Lampung menjadi prioritas karena wilayah tersebut banyak mengalami perubahan iklim. "Misalnya saja, musim hujan sebentar saja di kota ini air menggenang di mana-mana. Begitu juga saat musim kemarau cepat sekali terjadi kekeringan," ujar dia.
Sebelum melakukan perluasan pembuatan lubang biopori, Mitra Bentala sebelumnya menjalankan program tersebut di Kecamatan Langkapura dan berhasil memuat 20.000 lubang biopori.
"Hasilnya cukup signifikan. Daerah itu merupakan tangki airnya Kota Bandar Lampung yang mulai padat permukiman. Biasanya cepat terjadi kekeringan saat kemarau," kata dia.
Dalam peringatan hari Bumi, di Bandar Lampung juga digelar kegiatan festival peduli lingkungan dengan program gerakan menabung air. Kegiatan tersebut melibatkan anak usia dini, SD, sampai SMA di Lapangan Enggal, Bandar Lampung.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.