Becak ini diprakarsai oleh Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) PP Muhamadiyah yang bekerja sama dengan 30 tukang becak yang tergabung dalam Paguyuban becak Ahmad Dahlan (Pabelan).
Hadir dalam acara peluncuran ini Ketua PP Muhammadiyah, Syukrianto dan Direktur Pendidikan dan Pelayaan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Dedy Arohim mewakili Ketua KPK Abraham Samad.
"Ini merupakan semangat meledakkan gerakan antikorupsi. Meski dimulai dari tukang becak, namun efek ledakannya akan besar untuk membebaskan bangsa dari koruptor," kata Syukrianto.
Syukrianto menjelaskan, meledaknya gerakan antikorupsi harus dimulai dari hal kecil. Siapa tahu jika hari ini 30 tukang becak mulai memicu ledakan besok muncul gerakan-gerakan dari bawah lainya.
Jika rakyat sudah serentak memulai, maka semangatnya tidak akan terbendung. "Besok akan menularkan juga ke mbok-mbok bakul di pasar, petani untuk bergerak anti korupsi," ujarnya.
Dia mengatakan, Indonesia adalah negara yang kaya raya. Hal itu terbukti saat terjadi tindak korupsi di berbagai aspek, negara ini masih tegak berdiri, bayangkan jika tidak ada korupsi rakyat tentu akan sangat sejahtera dibandingkan saat ini.
"Dikorupsi saja masih 'degeg', apalagi kalau tidak dikorupsi. Mahasiswa bisa mahasiswa kuliah dengan gratis," tegasnya.
Syukrianto berharap, dengan ledakan dari becak model antikorupsi ini KPK terpicu untuk semakin tajam, tegas, dan kuat dalam membersihkan negara ini dari para koruptor.
30 becak yang diluncurkan hari ini semuanya bertuliskan "Bebas Polusi dan Korupsi" dan "Korupsi Menyengsarakan Rakyat". Dua tulisan tersebut berada di sisi kiri dan kanan becak. Selain itu, untuk mempercantik, atap dan badan becak dilukis dengan motif batik berwarna kuning dan coklat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.