Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tradisi Grebeg Gethuk di Kota Magelang

Kompas.com - 20/04/2014, 15:54 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis


MAGELANG, KOMPAS.com
- Prosesi Grebeg Gethuk adalah sebuah tradisi warga Magelang yang unik dan tidak ada di daerah lain. Tradisi yang menyedot perhatian ribuan warga ini menghadirkan gethuk, yaitu makanan berbahan singkong yang merupakan khas Kota Magelang.

Tahun ini, tradisi itu kembali diadakan oleh Pemerintah Kota Magelang sebagai puncak peringatan Hari Jadi ke-1108 Kota Magelang. Sama dengan tahun sebelumnya, kegiatan itu juga diadakan di Alun-alun Magelang, Minggu (20/4/2014).

Dua buah gunungan yang terbuat dari 1108 buah gethuk diperebutkan ribuan warga. Satu gunungan berbentuk lancip merupakan simbol jaler (laki-laki) dan satu lagi berbentuk bulat, simbol setri (perempuan).

Selain gunungan gethuk, setidaknya ada 17 gunungan yang terbuat dari palawija dan sayur-mayur juga diperebutkan warga.

“Sebanyak 17 gunungan palawija itu merupakan hasil karya dari 17 kelurahan yang ada di Kota Magelang. Sebelum digrebeg, mereka mengarak gunungan itu di hadapan masyarakat dan wali kota yang kemudian dinilai oleh dewan juri,” jelas Hartoko, Kepala Dinas Pemuda Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata, Kota Magelang, di sela-sela kegiatan.

Namun sebelum digrebeg, prosesi dibuka terlebih dahulu dengan arak-arakan rombongan Wali Kota Magelang, Sigit Widyonimdito, beserta segenap jajarannya dari Masjid Agung Kota Magelang menuju panggung kehormatan di sisi selatan Alun-alun yang berjarak sekitar 300 meter.

Rombongan Wali Kota yang tampak mengenakan pakaian adat jawa lengkap itu kemudian duduk di panggung kehormatan. Selanjutnya, Tari Rampak Buto, Pandhita, dan 9 penari sesaji menjadi sajian awal prosesi sakral tersebut.

Tarian yang melibatkan 100 orang itu bercerita tentang peperangan antara para Pandhita yang berhasil menaklukan buto-buto yang berniat jahat. Prosesi dilanjutkan dengan upacara Jawa, dimana seluruh peserta upacara mengenakan pakaian adat Jawa, termasuk aba-aba dan sambutan inspektur upacara pun menggunakan bahasa Jawa.

Pada kesempatan itu pula, masyarakat disuguhi tarian tradisional kolosal bernama "Ngrembakane Budoyo". Tarian yang dipentaskan oleh lebih dari 100 orang tersebut merupakan kolaborasi dari empat jenis tarian yakni tari Kunthulan, Jaranan, Gendewo dan tarian rakyat.

Di tengah tarian, Wali Kota Magelang mengumumkan pencanangan Kota Magelang sebagai kota berkesan. Seusai prosesir grebeg, kegiatan dilanjutkan dengan kirab atau karnaval di seputaran Alun-alun Kota Magelang dan jalan-jalan protokol setempat.

Untuk tahun ini, karnaval bakal dilombakan dan bagi pemenangnya akan diikutsertakan lomba kirab budaya tingkat Jateng tahun 2015 mendatang.

“Prosesi grebeg Gethuk ini merupakan visualisasi sejarah Kota Magelang. Kita buat dengan berbagai pertunjukan seni tradisional karena kita ingin nguru-uri (melestarikan) kebudayaan jawa, termasuk makanan Gethuk sebagai makanan khas Kota Magelang,” ujar Wali Kota Magelang, Sigit Widyinindito seusai acara.

Menurut Sigit, prosesi grebeg Gethuk tahun ini mendandakan Kota Magelang sebagai kota yang berkesan. Yakni tahapan keempat dari tujuan utama di tahun 2015 berupa “Ayo ke Magelang tahun 2015”.

“Tahun 2011 merupakan tahun perencanaan, 2012 menjadi tahun pencanangan, lalu 2013 tahun berhias, dan sekarang tahun berkesan. Di tahun ini kita siapkan infrastruktur dengan baik, sarana dan prasana terbaik, dan penataan yang bagus untuk menyongsong tahun 2015,” paparnya.

Oleh sebab itu, pihaknya berharap dengan adanya kegiatan ini akan menjadi promosi efektif bahwa bahwa Kota Magelang telah siap menjadi kota yang berkesan, tidak hanya bagi masyarakat setempat, tetapi juga untuk luar kota, baik dari segi ekonomi, budaya maupun pariwisatanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com