Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pencuri Ini Malah Senang Ditangkap Polisi

Kompas.com - 18/04/2014, 22:53 WIB

SURABAYA, KOMPAS.com – Tidak seperti pencuri pada umumnya, Sentot Slamet Riadi (53), warga Sidotopo Wetan, Surabaya ini malah senang ketika ditangkap polisi.

Apalagi dijebloskan ke dalam penjara, pria yang sudah berulang kali mencuri sepeda angin itu mengaku sangat bersyukur. Alasannya, dia selama ini tinggal sebatangkara karena diterlantarkan anak-anaknya.

Dengan ditangkap polisi dan dimasukkan ke penjara, kakek dua cucu tersebut merasa senang karena bisa punya teman baru di dalam penjara, serta bisa mendapat makan dan minum gratis.

“Malah enak kalau ditangkap polisi. Sudah pasti dikasih makan dan minum, gratis,” kata Sentot di sela menjalani pemeriksaan di Polsek Simokerto, Jumat (18/4/2014).

Sentot sudah empat kali mencuri sepeda angin. Tiga aksi pertamanya di kawasan Kapas Krampung dan Sidotopo berjalan lancar.

Sepeda-sepeda yang dicurinya dijual ke pasar loak di kawasan Gembong dengan harga Rp 200.000 sampai Rp 400.000.

Dalam aksi keempatnya, dia tertangkap saat mencuri sepeda BMX di sekitar Depo Kereta Api Sidotopo, Surabaya. Aksinya tepergok Usman (41), pemilik sepeda asal Jalan Simokerto VII, Surabaya.

Dia diteriaki korban kemudian ditangkap beramai-ramai oleh warga. Kakek ini juga sempat dipukuli warga yang menangkapnya. Lalu diserahkan ke polisi.

Di kantor polisi, Sentot mengakui semua perbuatannya. Alasannya, dia butuh uang untuk makan. Hasil penjualan sepeda curian itu digunakan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.

“Memang sepeda hasil curian saya jual di Gembong. Uangnya untuk kebutuhan sehari-hari,” jawabnya.

Kanit Reskrim Polsek Simokerto AKP M Aroby mengakui bahwa dalam pemeriksaan tersangka memang merasa senang setelah tertangkap.

“Dia mengaku mencuri untuk kebutuhannya. Dan dia juga ingin tertangkap supaya tidak kesulitan lagi mencari makan,” katanya.

Namun polisi masih tidak mudah percaya begitu saja. Petugas mengaku berupaya melakukan pendalaman atas perkara ini.

Bisa saja ungkapan itu hanya alibi tersangka setelah aksinya tertangkap dan dia harus mendekam di dalam penjara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com