Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Remaja Itu Belajar Jadi "Hacker" Secara Otodidak

Kompas.com - 18/04/2014, 19:39 WIB

SURABAYA, KOMPAS.com - AR (17), remaja peretas (hacker) asal Sangatta Utara, Kutai Timur, Kalimantan Timur, mengaku belajar menjadi peretas secara otodidak.

Dia mengaku tidak pernah mengikut pendidikan atau materi khusus soal hacking. Dia belajar sendiri sambil menunggu warnet. Itu terjadi sejak empat tahun lalu, ketika dia masih duduk di bangku SMP.

Dia ditangkap di rumahnya di Sangatta pada 2 April 2014 karena telah membobol sistem keamanan dua perusahaan di Surabaya dengan cara meretasnya dari komputer warnet di Jalan Yos Sudarso, Sangatta. Dua perusahaan itu adalah agen pulsa PT CTC, dan perusahaan penjualan voucher game online PT Creon Indonesia.

“Dari dua perusahaan itu totalnya saya mengambil Rp 17 juta. Ada Rp 7 juta untuk voucher game online, dan sisanya dari agen pulsa itu,” jawab AR saat ditemui di Polda Jatim, Surabaya, Kamis (17/4/2014).

Pembobolan sebanyak itu tidak hanya dilakukan sekali atau dua kali. Terhitung, sampai 30 kali dia masuk ke sistem keamanan dua perusahaan itu dan mencurinya.

Bagaimana caranya? Pelajar jurusan Teknik Alat Berat ini menceritakan bahwa mulanya dia hanya iseng-iseng. Kemudian, dengan  kemampuan yang dimiliknya, dia berhasil masuk ke data base perusahaan itu. Ini karena dia menganggap bahwa sistem keamanannya lemah.

Begitu masuk ke dalam database, dia menemukan ID dan password. Dengan itulah, dia dengan mudah mengambil voucher game online, maupun mengambil pulsa dari agen besar itu. Pulsa dan voucher itu kemudian dijual ke pihak lain. Uangnya, sebagian untuk jajan dan main game online, sebagian lagi untuk beli smartphone.

AD sejak kecil sudah terbiasa di warnet. Meski di rumah tidak punya komputer atau laptop,  sejak SMP dia sudah mahir merangkai, dan membutulkan peralatan-peralatan elektronik. Seperti komputer, laptop dan sebagainya yang rusak, mampu dibenahinya.

Sampai akhirnya, dia tertarik untuk belajar menjadi hacker. Semakin hari, dia semakin piawai. Dan bakatnya semakin tersalurkan setelah dia bergabung dengan sebuah komunitas hacker yang ada di Sangatta. “Memang, saya juga ikut dalam salah satu komunitas (hacker) di sana,” jawabnya.

Sayang, kemampuannya itu disalahgunakan sehingga dia harus mendekam di dalam penjara setelah ditangkap petugas Subdit II Perbankan Ditreskrimsus Polda Jatim dalam dua kasus pembobolan tersebut.

Menurut Juru Bicara Polda Jatim, Kombes Pol  Awi Setiyono, penangkapan ini dilakukan petugas setelah melakukan menerima laporan dari korban. Dalam laporannya, korban mengetahui servernya kebobolan pada 8 dan 21 Februari 2014.

Sistem kemanan server ditembus oleh pelaku kemudian pulsa yang ada di dalamnya banyak dikirim ke nomor-nomor ponsel yang tidak masuk dalam daftar pembeli. “Berdasar laporan itulah, petugas melakukan penyelidikan. Dan melakukan penangkapan setelah memastikan bahwa pelakunya memang dia,” jawab Awi.

Akibat perbuatannya, pelajar SMK kelas XI di Singatta itu terancam bakal mendekam di dalam penjara selama 13 tahun. Dia dijerat dengan pasal berlapis. Yakni pasa 30 ayat 3 junto pasal 46 ayat 3 UU nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik dengan anaman hukuman penjara delapan tahun dan atau denda Rp 800 juta. Serta dijerat pasal 362 KUHP dengan ancaman hukuman penjara selama lima tahun dan atau denda Rp 60 juta. (ufi) 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com