Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seorang Warga Ditembak di Perbatasan RI-Papua Niugini

Kompas.com - 16/04/2014, 19:01 WIB
Kontributor Kompas TV, Alfian Kartono

Penulis


JAYAPURA, KOMPAS.com — Kelompok sipil bersenjata kembali beraksi di wilayah perbatasan RI–Papua Niugini di Kampung Skouw, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura, Rabu (16/4/2014).

Dari informasi yang dihimpun Kompas.com, sekitar pukul 13.00 WIT, Hery (24), salah seorang pedagang di perbatasan, ditembak dari arah hutan yang terletak di kanan jalan, sekitar satu kilometer sebelum mencapai Pos Pengamanan Perbatasan.

Hery terkena tembakan di lengan kanan saat mengemudikan mobilnya untuk mengangkut barang dagangan ke arah pasar perbatasan. Pasukan penjaga perbatasan yang mengetahui aksi penembakan ini langsung mendatangi lokasi kejadian dan sempat berusaha mengejar pelaku yang kabur setelah beraksi.

Hery yang mengalami luka tembak di lengan kanan kemudian dibawa ke Puskesmas Koya dan selanjutnya dirujuk ke Rumah Sakit Bhayangkara, Abepura, Kota Jayapura.

Anehnya, insiden penembakan yang terjadi pada Rabu siang tersebut bertepatan dengan acara pembukaan lintas batas oleh Pengelola Lintas Batas Papua didampingi Gubernur Provinsi Sedaun, Papua Niugini.

Kepala Kepolisian Daerah Papua Irjen Pol Tito Karnavian yang ditemui di Mapolda Papua siang tadi membenarkan insiden penembakan tersebut. Menurut Tito, peristiwa tersebut yang kali ketiga terjadi dalam dua pekan terakhir.

Tito menjelaskan, pelaku penyerangan diduga adalah kelompok Mathias Wenda (MW) yang berbasis di wilayah perbukitan perbatasan RI-Papua Niugini. Kelompok yang melakukan penyerangan Rabu siang, menurut Tito, masih ada keterkaitan dengan kelompok yang melakukan penyerangan di wilayah perbatasan pada 5 April lalu.

"Tim kami yang berada di sana sudah mengetahui jaringan kelompok ini. Keterlibatan mereka diketahui dari sejumlah dokumen yang disita dari seorang pelintas batas beberapa hari sebelum aksi penyerangan. Dugaan sementara mereka melakukan penyerangan karena ada unsur balas dendam karena ada anggota kelompoknya tertembak, dan mereka diusir oleh Pasukan Perbatasan Papua Niugini," terang Tito.

Tito menjelaskan, dari dokumen yang disita, kelompok MW diduga beranggotakan 30 hingga 40 orang dan memiliki kurang lebih 10 pucuk senjata api jenis Moser dan AK47. Dengan adanya aksi penyerangan ini, pihaknya akan berkoordinasi dengan TNI untuk meningkatkan pengamanan.

"Kami juga akan berupaya proaktif dengan melakukan pengejaran ke hutan karena aksi mereka sudah meresahkan warga," ujar Tito.

Terkait aksi penyerangan yang dilakukan kelompok sipil bersenjata di wilayah perbatasan RI-PNG, menurut Tito, pihaknya akan berkoordinasi dengan Interpol melalui kerja sama yang dinamakan "mutual legal assistance".

"Kami akan mencoba meningkatkan koordinasi dengan Pasukan Penjaga Perbatasan Papua Niugini melalui kerja sama 'dual crime' karena tindakan penyerangan terhadap warga sipil oleh kelompok MW pasti juga di Papua Niugini dianggap sebagai kejahatan," ujar Tito.

Sebelumnya 5 April lalu, terjadi aksi penyerangan kelompok sipil bersenjata di perbatasan RI-PNG yang mengakibatkan Kapolresta Jayapura AKBP Alfred Papare bersama seorong anggota TNI, Serma Tukino, terkena serpihan kaca di menara pantau perbatasan di Kampung Skouw.

Pada saat pelaksanaan pemungutan suara, 9 April lalu, kelompok ini kembali melakukan penyerangan dengan melepaskan beberapa tembakan ke arah pasukan perbatasan, lalu para pelaku melarikan diri ke arah hutan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com