Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diliput TV Jerman, BKSDA Gagal Sita Kasuari Milik Eks Tentara

Kompas.com - 15/04/2014, 19:45 WIB
Kontributor Manado, Ronny Adolof Buol

Penulis


MINAHASA UTARA, KOMPAS.com - Tim Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawesi Utara gagal menyita burung Kasuari milik seorang mantan anggota marinir berinisial HP, di Kelurahan Sukur, Lingkungan 5, Kecamatan Airmadidi, Minahasa Utara, Selasa (15/4/2014).

Padahal sebuah stasiun TV dari Jerman menurunkan setidaknya empat krup meliput jalannya penyitaan satwa tersebut. Upaya penyitaan itu juga didampingi oleh Pusat Penyelamatan Satwa (PPS) Tasikoki.

Salah satu staf Tasikoki, Deity menjelaskan bahwa upaya penyitaan itu telah dilakukan beberapa kali sebelumnya. "Ini sudah yang ketiga kalinya, selalu saja pemiliknya terus berkilah," ujar Deity.

Pada penyitaan tadi, pemilik burung yang dilindungi tersebut tidak berada di tempat. Padahal, ketika petugas dari BKSDA datang, istri dari HP menyambutnya. Tetapi karena tahu bahwa petugas akan menyita Kasuari miliknya, perempuan tersebut pamit ke dalam rumah dan tidak pernah keluar lagi.

Petugas BKSDA dan kru TV Jerman serta staf dari Tasikoki yang menunggu berjam-jam akhirnya memilih untuk membersihkan kandang Kasuari tersebut. Burung yang tergolong langka itu kemudian diberi makan juga.

"Mereka mau pelihara hewan ini tetapi tidak mau mengurusi kandangnya. Kandangnya sangat kotor, hewannya terlihat sakit. Kandang kotor ini bisa berbahaya karena bisa saja parasit dan jamur yang ada menulari manusia yang ada di sekitarnya," ujar aktivis lingkungan, Willie yang juga ikut dalam upaya penyitaan itu.

Karena tidak berani menyita jika tidak ada pemiliknya, Tim lalu berkonsultasi pada polisi. Mereka lalu sepakat akan menurunkan penyidik dari BKSDA pada besok hari agar polisi bisa memaksa HP menyerahkan Kasuari tersebut.

Kasuari merupakan burung yang berukuran raksasa dan tidak mampu terbang. Kasuari merupakan satwa endemik Papua dan termasuk satwa yang dilindungi oleh undang-undang. Tidak diketahui dengan pasti bagaimana caranya HP mendatangkan burung itu dari Papua.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com