Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Caleg Demokrat Cuma Dapat 8 Suara, Kepala Dinas Tarik Bantuan Sapi

Kompas.com - 14/04/2014, 18:25 WIB
Kontributor Kendari, Kiki Andi Pati

Penulis


KENDARI, KOMPAS.com —
Warga anggota dua kelompok tani di Unit Permukiman Transmigrasi (UPT) Desa Amorome Jaya 2, Kecamatan Asera, Kabupaten Konawe Utara, terkejut. Tiga orang yang mengaku suruhan dari Kadis Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Konawe Utara Iswahyudi datang untuk menarik kembali bantuan berupa 18 sapi yang pernah diberikan tiga bulan lalu. Namun, warga Desa Amorome melawan ketika sapi dinaikkan ke atas mobil Hilux oleh orang-orang yang mengaku suruhan Iswahyudi.

"Sabtu sore sekitar pukul 16.00 Wita, datang tiga orang utusan Kadis Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) langsung mengangkut satu sapi dari rumah Pak Warijo. Sapi itu dinaikkan ke mobil Hilux. Tetapi warga meneriaki tiga orang itu dengan sebutan pencuri, akhirnya sapi lalu diturunkan kembali dari mobil itu," tutur Haryanto, warga Desa Amorome Jaya, ketika dikonfirmasi melalui telepon selulernya, Senin (14/4/2014).

Saat kejadian, lanjutnya, warga langsung meminta perlindungan kepada kepolisian di Polsek Asera. Warga meminta polisi menanyakan langsung kepada Iswahyudi mengenai tiga orang yang mengaku adalah utusannya.

"Petugas polisi malah menyuruh kami untuk menemui langsung Kadis Nakertrans. Dia (Iswahyudi) membenarkan penarikan sapi itu dengan alasan akan dilakukan penyerahan dan dokumentasi resmi. Sementara, hal serupa telah dilakukan tiga bulan lalu saat penyerahan bantuan sapi," ungkapnya.

Iswahyudi adalah ayah dari Jefri Prananda, calon anggota legislatif nomor urut dua dari Partai Demokrat untuk Daerah Pemilihan Sulawesi Tenggara II. Dalam pemilu legislatif pada 9 April lalu, Jefri hanya meraih 8 suara di TPS 3 Kecamatan Asera, tempat dua kelompok tani tersebut.

Warga menduga, penarikan sapi terkait dengan rendahnya perolehan suara Jefri di TPS tersebut. Saat kejadian, Haryanto yang berasal dari Yogyakarta itu mengatakan, pihaknya tidak tinggal diam. Mereka pun menghubungi staf konsultan di Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi di Jakarta.

"Saya lupa namanya, tetapi dia meminta kami agar tidak menyerahkan kembali bantuan sapi karena sapi tersebut tidak ada kaitannya dengan politik dan murni diperuntukkan bagi warga transmigrasi," tekannya.

Haryanto mengatakan bahwa selama ini warga transmigrasi di wilayah itu sering dibuat resah oleh kepala dinas tersebut. Pasalnya, setiap bantuan yang diberikan kepada warga selalu diikuti dengan nama partai politik. Mereka, lanjut Haryanto, juga mengatakan bahwa jika warga tidak memilih caleg Partai Demokrat, maka bantuan akan dialihkan ke daerah lain.

"Mereka menargetkan kemenangan Partai Demokrat sebesar 75 hingga 80 persen, dan di TPS kami suara partainya mencapai 30 suara dari 202.144 pemilih," tambahnya.

Sementara itu, Kepala Disnakertrans Konawe Utara Iswahyudi belum bisa dimintai konfirmasi karena ponselnya tidak aktif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com