Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Pembunuhan terhadap Tentara oleh Warga di Kolaka

Kompas.com - 13/04/2014, 10:14 WIB
Kontributor Kolaka, Suparman Sultan

Penulis


KOLAKA, KOMPAS.com - Kronologi tewasnya Kopda Mashuri M, anggota Kodim 1412 Kolaka, Sulawesi Tenggara yang bertugas sebagai Babinsa di Kecamatan Watubangga, mulai ada titik terang.

Mangnga (41), salah satu warga yang diperiksa oleh Polres Kolaka menjelaskan, sebelum Kopda Mashuri tewas, pada Jumat siang, ia dan seorang temannya diperintahkan oleh Jusman untuk memanggil sekretaris desa dan imam masjid setempat guna membicarakan pembangunan masjid yang batal dilakukan.

Saat imam masjid dan sekdes tiba di depan rumah Jusman, pelaku menyuruh mereka berdua masuk ke rumahnya. Jika tidak, mereka akan disakiti.

Mendengar ancaman Jusman, sekdes dan imam masjid ketakutan dan segera melarikan diri. “Pak Imam sempat dikejar oleh Jusman, tapi tidak terkejar. Memang Jusman saat itu sudah kelihatan kerasukan, emosinya sudah tidak tertahan lagi,” kata Mangnga di Polres Kolaka, Minggu (13/4/2014).

Beberapa jam kemudian, datanglah Kopda Mashuri bersama seorang warga lainnya bernama Hare. Saat itu, Jusman sedang memegang parang. Kemudian Kopda Mashuri meminta parang Jusman dengan alasan kemananan. Parang yang dipegang Jusman pun diserahkan ke Kopda Mashuri. Namun tiba-tiba pelaku Jusman bertengkar dengan Hare.

“Hare sepertinya mau cabut parang. Karena memang saat datang bersama Babinsa, Hare juga bawa parang. Nah, di situlah Jusman lari ke rumahnya yang berjarak sekitar 20 meter dan mengambil parang lagi. Pas kembali ke tempat yang tadi mereka bertemu, Jusman langsung menebas Babinsa ini hingga meninggal. Setelah itu dia duel dengan Hare,” jelasnya.

Menurut Mangnga, memang sejak dahulu Hare dan Jusman tidak pernah akur. Bahkan soal rencana pembangunan masjid pun mereka selalu berbeda pendapat.

Secara terpisah, adik kandung Jusman yang namanya enggan disebutkan, mengaku selama tinggal bersama Jusman, kakanya itu memang pendiam.

“Baru tiga bulan saya tinggal sama kakak dan memang dia pendiam. Waktu kejadian saya berada di rumah dan saya dengar ada yang ribut-ribut di samping rumah (areal persawahan tempat kejadian perkara, red). Saya tidak berani keluar karena lagi menyusui anakku. Pas Jusman naik ke rumah, dia sudah terluka di bagian tangannya,” cetus adik kandung Jusman.

Hingga berita ini diturunkan, aparat Polres Kolaka terus mengumpulkan informasi, termasuk rencana pengungkapan isu yang mengatakan bahwa Jusman menganut ajaran yang dianggap sesat oleh warga setempat.

Sementara Kopda Mashuri M saat ini telah dimakamkan di daerah asalnya di Kecamatan Watubangga, Kolaka, Sulawesi Tenggara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com