Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penculik Bayi "Ngaku" Merasa Melahirkan dan Toni adalah Suaminya

Kompas.com - 10/04/2014, 13:55 WIB
Kontributor Bandung, Putra Prima Perdana

Penulis


BANDUNG, KOMPAS.com -
Kepala Polda Jawa Barat, Irjen M. Iriawan, mengungkapkan bahwa Desi Ariani, penculik bayi Valencia Manurung, merasa dirinya pernah melahirkan di RS Hasan Sadikin. Selain itu, perempuan bertubuh gempal itu itu juga merasa bahwa Toni Manurung, ayah si bayi, adalah suaminya.

"Yang dia ceritakan bahwa dia punya bayi disini, dia merasa dia hamil dan merasa melahirkan di sini," kata Iriawan di RSHS Bandung, Kamis (10/4/2014).

"Dia merasa Toni Manurung itu suaminya. Kita akan perdalam ini," tambahnya.

Berdasarkan pernyataan tersebut, Iriawan mengaku akan segera meminta kepada tim dokter untuk kembali memeriksa kejiwaan Desi. Polisi curiga Desi mengalami gangguan jiwa yang bisa menghambat jalannya proses hukum.

"Kita akan tanyakan tim dokter tentang kesehatan jiwanya. Nanti (pemeriksaan) akan dilakukan tim dokter, " tambahnya.

Sebelumnya diberitakan, hari ini, Kamis (10/4/2014), kepolisian melakukan pemeriksaan awal terhadap Desi Ariani, penculik bayi Valencia, di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung. Kepala Polda Jawa Barat, Irjen M.Iriawan mengatakan, sebelum melakukan pemeriksaan pihaknya sudah terlebih dahulu melakukan koordinasi dengan tim dokter yang merawat Desi pasca-operasi penyambungan fraktur patah tulang beberapa waktu lalu. Menurutnya, tim dokter menyatakan kondisi Desi sudah dimungkinkan untuk dilakukan pemeriksaan berupa tanya jawab.

"Kita lakukan pemeriksaan awal saja. Hanya berkisar tentang pertama, latar belakang, kemudian keluarga dan perjalanan hidupnya," kata Iriawan, Kamis siang.

Setelah pertanyaan awal, kata Iriawan, pemeriksaan berlanjut kepada pertanyaan yang lebih spesifik tentang bagaimana dia mengambil bayi Valencia dari pelukan ibunya.

"Kemudian kita masuk ke pertanyaan bagaimana dia memasuki rumah sakit ini dan bagaimana dia bisa masuk ke ruang bayi tersebut. Sementara baru sampai tahap itu," tuturnya.

Iriawan menambahkan, pada pemeriksaan awal, pelaku sempat menjawab 'ngalor-ngidul'. Meski demikian, pelaku dapat dikatakan cukup kooperatif karena tidak melakukan penolakan.

"Kalau cerita awal, ceritanya panjang melebar kemana-mana. Maka kita batasi dengan pertanyaan yang ada, diharapkan dia menyampaikan apa adanya," tandas Iriawan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com