Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jelang Pemilu, Penukaran Uang Receh di Sultra Meningkat Tajam

Kompas.com - 08/04/2014, 20:12 WIB
Kontributor Kendari, Kiki Andi Pati

Penulis


KENDARI, KOMPAS.com - Jelang pemilu legislatif (Pileg) 9 April 2014, transaksi penukaran uang di Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Sulawesi Tenggara mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Peningkatan penukaran uang didominasi pecahan Rp 10.000 dan Rp 20.000 terjadi mulai tanggal 1 hingga 7 April.

Dalam rentang waktu itu, BI Perwakilan Sultra mencatat setiap hari rata-rata penukaran uang recehan rupiah mencapai Rp 1,3 miliar. Hal itu lebih besar dibandingkan dengan penukaran sebelum musim pemilu yang hanya berkisar antara Rp 200 juta sampai Rp 400 juta per hari.

“Sebenarnya mulai 24 Maret penukaran uang recehan pernah mencapai Rp 1,1 miliar atau 278, 45 persen, lalu tanggal berikut stabil sekitar Rp 700 juta. Nah mulai tanggal 1 April naik jadi Rp 1,3 miliar dan pada 7 April penukaran recehan meningkat hingga Rp 2, 1 miliar atau mencapai 436.30 persen dibanding bulan Maret lalu,” ungkap Taufik, Selasa (8/4/2014).

Humas kantor BI perwakilan Sultra, Taufik mengatakan, pelayanan penukaran uang tidak terpengaruh walaupun terjadi perubahan jumlah nominal yang ditukar. Hanya saja, lanjutnya, antrean traksaksi uang pecahan Rp 5.000 hingga Rp 20.000 bisa mencapai puluhan orang.

“Bisa jadi ada kaitannya dengan pemilu, karena penukaran uang recehan itu terjadi tidak seperti biasanya,” tuturnya.

Selain itu, pihaknya tetap mengimbau masyarakat untuk memastikan keaslian uang rupiah yang beredar dengan senantiasa melakukan 3D, yaitu dilihat, diraba dan diterawang.

“Sehingga dapat terhindar dari kemungkinan beredarnya uang yang diduga palsu yang dapat merugikan masyarakat sendiri,” tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com