Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tokoh Agama: Jangan Golput, Gunakan Hak Pilih Anda

Kompas.com - 08/04/2014, 19:45 WIB
Kontributor Makassar, Hendra Cipto

Penulis


MAKASSAR, KOMPAS.com — Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sulsel mengumpulkan tokoh lintas agama bersama komisioner Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) dan Forum Dosen untuk menyerukan agar masyarakat datang memilih ke TPS, Rabu (9/4/2014). Pertemuan digelar di aula kantor KPU Sulsel, Jalan AP Pettarani, Selasa (8/4/2014) sore.

Pertemuan itu dihadiri Nyoman Sumarya (Ketua Parisada Hindu Dharma Sulsel), Muhammad Ghalib (Sekretaris Umum MUI Sulsel), Pastor Paulus Tongli (Keuskupan Makassar), Mustamin Arsyad (Ketum MUI Makassar), Syamsuddin Baharuddin (Ikatan Jamaah Ahlul Bait Indonesia atau IJABI Sulsel), Baharuddin (Ketua Syuriah NU Makassar), Yongris (Wakil Ketua Walubi Sulsel), Jamaluddin Feli (Jemaat Ahmadiyah Indonesia), Zaenal Abidin (PW Muhammadiyah Sulsel), Prof Dr Kasim Mathar (Forum Dosen/Forum Antar Ummat Beragama), dan Adi Suryadi Culla (Ketua Forum Dosen Sulsel).

Sekretaris Umum MUI Sulsel, Muhammad Ghalib, mendorong masyarakat untuk datang ke TPS dan memilih pemimpin yang baik dan benar. Saat ini, lanjutnya, perilaku curang atau lebih dikenal politik uang dalam pemilu sudah menjamur.

"Dalam pandangan Islam, mewajibkan masyarakat menyalurkan hak pilihnya untuk memilih pemimpin. Jika tidak menyalurkan hak pilihnya, padahal ada pemimpin yang baik, haram hukumnya," kata Ghalib.

Pastor Paulus Tongli dari Keuskupan Makassar juga mengimbau agar semua umat Katolik turut memilih dalam pemilu legislatif besok. Dia pun menyerukan agar umatnya menghindari permainan-permainan curang dalam pemilu.

"Saya serukan semua umat Katolik di Sulsel agar menyalurkan hak pilihnya besok dan hindari permainan-permainan curang. Kami meminta KPU juga melaksanakan tugasnya dengan baik sebagai penyelenggara sesuai amanat undang-undang," paparnya.

Hal senada juga disampaikan oleh Ketua Pamisada Hindu Dharma I Nyoman Sunarya. Dia mengajak semua umat Hindu di Sulsel untuk menggunakan hak pilihnya.

"Kita tetap menjaga keharmonisan dan pemilu damai," tambahnya.

Sementara itu, Yongris, Wakil Ketua Majelis Walubi Sulsel, mengaku sudah sebulan melakukan sosialisasi di kelenteng-kelenteng dan wihara-wihara di Sulsel untuk menyalurkan hak pilihnya dalam pemilu.

"Jadi umat Buddha di Sulsel ada sekitar 42.000 orang. Kami sudah lama sosialisasi di kelenteng dan wihara agar menggunakan hak pilihnya dalam pemilu besok, 9 April 2014. Terpuruknya negara karena orang-orang baik tidak mempergunakan hak pilihnya dalam pemilu," tambahnya.

Perwakilan Muhammadiyah Sulsel, Zaenal Abidin, mengatakan, suara masyarakat yang golput bisa dimanfaatkan hak pilihnya oleh orang-orang yang tidak baik. Dari hasil pemantauannya di lapangan, hampir 50 persen masyarakat sudah menerima sembako dan amplop.

"Ini kenyataan, hampir 50 persen masyarakat sudah menerima sembako dan amplop. Jadi, saya menyerukan agar masyarakat, panwas, ikut memantau langsung dan melaporkan kegiatan kotor itu. Pemilu ini merupakan pergeseran kekuasaan dan pimpinan, jadi masyarakat harus menggunakan hak pilihnya," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com