Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dibangun Juli, Monorel Bandung Diyakini Bisa Kalahkan DKI

Kompas.com - 08/04/2014, 17:18 WIB
Kontributor Bandung, Rio Kuswandi

Penulis


BANDUNG, KOMPAS.com
 — Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan menandatangani nota kesepahaman (MOU) rencana pembangunan monorel (MRT) Bandung Raya dan pengelolaan sampah sistem incinerator di Tempat Pemrosesan dan Pengolahan Sampah Akhir (TPPAS) Legok Nangka.

Kesepakatan dua proyek itu dilakukan bersama Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, Wali Kota Cimahi Atty Suharty, Bupati Bandung Dadang M Naser, Bupati Bandung Barat Yayat S, Bupati Garut Rudi Gunawan, dan Bupati Sumedang yang diwakili Sekda Sumedang Zainal Alimin. Penandatanganan dilakukan di Aula Barat Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Bandung, Jawa Barat, Selasa (8/4/2014).

"Yang namanya perkotaan identik dengan padat penduduk, macet di mana-mana. Itu tabiat perkotaan. Salah satu solusinya adalah transportasi massal dengan pembangunan monorel. Para bupati dan wali kota sepakat, salah satu langkah konkret memproses berbagai perizinan terkait pembangunan agar pembangunan monorel dapat tecapai dengan cepat," kata Heryawan.

Heryawan mengatakan, tahap pertama pembangunan monorel akan meliputi Leuwi Panjang dan Gedebage di Kota Bandung sampai dengan Tanjungsari, Kabupaten Sumedang, dengan jarak tempuh 27 kilometer. Rencananya, pembangunan monorel akan mulai dikerjakan pada bulan Juli 2014. "Ya, mepet-mepetnya bulan Agustus 2014-lah sudah dimulai," kata Heryawan.

Heryawan mengatakan, dalam pembangunan monorel Bandung Raya ini, pihaknya bekerja sama dengan China. Sistemnya "B to B" atau business to business

"APBD enggak ada. Kita bekerja sama dengan China, sifatnya business to business," kata Heryawan.

Dia berharap, monorel di Bandung ini menjadi model transportasi terhebat di Indonesia. "Kita juga bisa mengalahkan monorel yang di DKI Jakarta," harapnya.

Persoalan lain untuk kota, kata dia, adalah persoalan sampah. TPPSA Legok Nangka yang berada di kawasan antara Kabupaten Garut dan Kabupaten Bandung ini akan menjadi tempat pembuangan dua kota dan empat kabupaten di Jawa Barat. Gubernur menginginkan sistem pembuangan sampah itu memakai sistem incinerator.

"Kenapa incinerator? Kami ingin sampah itu hilang dengan sebenar-benarnya. Teknisnya nanti kita bicarakan. Yang jelas, kami sepakat bahwa sampah harus diolah dan diproses sehingga menghasilkan keuntungan," katanya.

Heryawan menambahkan, sampah merupakan biang penyakit bagi masyarakat. Dengan pengurangan dan pengolahan sampah yang baik, penyakit di masyarakat bisa hilang.

"Sampah itu sumber utama lahirnya penyakit, kan ya. Kalau sekarang kita bisa mengolah sampah dengan baik, maka penyakit juga hilang. Kesehatan masyarakat juga kan terjamin," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com