Mereka berkeliling kampung menyampaikan pesan kepada masyarakat agar turut serta menyukseskan pemilu dengan benar dan jujur. Mereka bahkan sukarela berjalan kaki sambil mengusung berbagai spanduk dan banner bertuliskan pesan seperti "Tolak Money Politic"; "Jual Beli Suara Haram Hukumnya"; "Pemberi dan Penerima Uang Politik Sama-sama Berdosa" dan pesan lainnya menggunakan bahasa Jawa.
"Ide ini muncul karena keprihatinan kami atas perilaku sebagian calon legislatif (Caleg) dan partai politik yang melakukan money politic sebelum pencoblosan," ujar salah seorang pengurus Masjid Baiturrohim, Dusun Karang Harjan, Afiffudin, di sela-sela aksi, Senin (7/4/2014).
Spanduk-spanduk itu pun lantas dipasang di beberapa titik di dusun itu, terutama di sepanjang jalan menuju tempat pemungutan suara (TPS). "Harapan kami, aksi ini setidaknya bisa belajar dan sadar bahwa tidak semua suara rakyat bisa dibeli," harapnya.
Sementara itu, Safitri, salah seorang warga, mengaku senang dengan adanya pemasangan spanduk-spanduk tersebut. Terlebih, pemasangan dilakukan atas kesepakatan warga.
"Kami senang karena aksi ini menunjukkan bahwa masih banyak warga yang peduli dan menolak politik uang. Pelajaran juga bagi para caleg," tutur Safitri.
Di Dusun Karang Harjan sendiri tercatat ada 2 TPS dengan 870 orang pemilih tetap pada Pileg yang akan digelar 9 April 2014 mendatang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.