Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melanie Subono: Waktu 48 Jam, Gunakanlah Saya untuk Satinah

Kompas.com - 03/04/2014, 08:03 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin

Penulis

SEMARANG, KOMPAS.com — Penyanyi Melanie Subono tiba di Kota Semarang, Jawa Tengah, Rabu (2/4/2014) sore. Di Semarang, Melanie bersama Migrant Care mengunjungi keluarga Satinah di Desa Kalisidi, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang.

"Saya ingin silaturahim. Selama ini, hanya kenal lewat media sosial dan belum pernah bertemu langsung. Ini kan tempat Bu Satinah. Selain pingin ketemu warga Kota Semarang, gimana pun daerah asal dari ibu, ingin tahu lebih dan ingin ngobrol bareng," kata Melanie di Bandara Ahmad Yani, Semarang, kemarin.

Melanie aktif membantu Satinah sejak tahun 2007 silam. Namun, bantuan tidak secara langsung, tetapi lewat perangkat teknologi. Untuk usahanya kini, dia telah berhasil mengumpulkan uang Rp 2.838.442.292.

Uang ini nantinya akan digabungkan dengan rekening milik Pemprov Jateng. "Saya ingin dengar cerita saja, lihat saja dari situ. Saya di sini 48 jam, pergunakanlah saya. Apa yang bisa membantu dan dikerjakan bersama," ujarnya.

Direktur Eksekutif Migrant Care Anis Hidayah mendesak pemerintah menghentikan tindak kriminalisasi dengan mengatakan Satinah sebagai pembunuh. Pemerintah diminta untuk melihat persoalan Satinah sebagai persoalan bangsa.

Pemerintah juga diminta membuka informasi kepada publik soal perkembangan diplomasi dan penanganan kasus Satinah. Hal itu penting untuk membuat solidaritas peduli Satinah di berbagai tempat bisa terkomunikasikan.

"Kata orang pusat, nanti akan ditunda lima tahun ke depan. Memperpanjang delay sama saja dengan memperpanjang penderitaan. Ini soal penyelamatan nyawa," kata Anis.

Berdasarkan catatan Migrant Care, di Jawa Tengah, masih ada delapan orang tenaga kerja Indonesia yang dihukum mati di berbagai negara. Empat TKI di Arab Saudi, satu di Singapura, dan tiga di Malaysia.

"Kami juga minta agar pemerintah tidak terjebak pada pembayaran diat. Kami dengar, ada mafia diat di Arab Saudi. Di sana keluarga korban terima dibayar Rp 150 juta sudah selesai," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com