"Awalnya tahun 1997 lalu, dia (Muhtarom) merasakan mulutnya sariawan. Namun, tidak kunjung sembuh dan semakin banyak," kata Khotimah, kakak Muhtarom, saat ditemui di kamar kontrakan berukuran 4,5 x 3 meter di Dusun Cokrobedog RT 08 RW 12, Sidoarum, Godean, Sleman, Selasa (1/4/2014).
Khotimah menuturkan, semakin lama kondisi mulut adiknya semakin bertambah parah. Lukanya menjadi banyak. Ketika dibawa ke rumah sakit, dokter menyatakan bahwa Muhtarom menderita sakit kanker di bagian mulut.
"Jika dilihat sekilas seperti orang sehat, tapi di dalam mulutnya semuanya banyak luka," ujarnya.
Bahkan yang paling mengejutkan, semua organ yang ada di dalam mulut perlahan-lahan digerogoti, mulai dari gigi sampai lidah. Akibatnya, Muhtarom kesulitan untuk berbicara dan mengunyah makanan.
"Makannya harus dijus, itu saja hidungnya perlu ditutup dengan jari kalau tidak akan keluar lewat hidung," tutur Khotimah.
Awalnya, mereka datang ke Yogyakarta untuk terapi. Namun, kini harus terhenti karena tidak ada biaya untuk berobat. Sebelumnya, untuk berobat, keluarga sudah menjual sapi, sawah, dan sepeda motor. Khotimah mengaku, meski mereka sudah menghabiskan ratusan juta sampai saat ini, Muhtarom tak kunjung sembuh.
"Sekarang hanya bisa pasrah kepada Yang Mahakuasa. Semoga ada mukjizat untuk kesembuhan adik saya," tandasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.