Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ditipu, Ratusan Pemohon SIM Massal Mengamuk

Kompas.com - 31/03/2014, 19:18 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

SEMARANG, KOMPAS.com - Mulutmu harimaumu, itulah peribahasa yang pas untuk menggambarkan nasib David (45), warga Sumowono, Kabupaten Semarang.

Gara-gara menjanjikan akan menguruskan pembuatan surat izin mengemudi (SIM) massal untuk warga Desa Lemah Ireng, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang, ia nyaris menjadi bulan-buanan warga. Pasalnya, janjinya ternyata palsu, pembuatan SIM ternyata gagal dilaksanakan.

Sebanyak 345 warga calon pemohon SIM yang sudah menyetorkan uang dan meluangkan waktu sejak pagi, tak bisa menahan emosi dan hampir menghakimi David.

Beruntung, aparat Polsek Bawen langsung datang ke lokasi tempat berkumpulnya warga, yakni di kantor Desa Lemah Ireng dan langsung mengamankan David.

Sebelumnya, David kepada sejumlah warga mengaku sebagai petugas dari Satlantas Polres Semarang, namun dari pemeriksaan awal ternyata pengakuannya bohong belaka. Selain polisi, akibat peristiwa ini beberapa petugas dari Panwascam Bawen sempat datang ke lokasi, sebab tersiar kabar bahwa pembuatan SIM massal ini dibiayai oleh salah seorang caleg.

Salah seorang warga, Syahri (50) mengaku ia dan sejumlah warga lainnya mengetahui ada pembuatan SIM massal dari kepala desa dan perangkatnya. Kepala desa mengumumkan kepada warga yang ingin membuat SIM untuk mengumpulkan berkas dan uang pada perangkat desa sebagai koordinatornya.

Warga sangat antusias sebab biaya pembuatan SIM sangat murah, apalagi dijanjikan tanpa tes dan pembuatan dilaksanakan di kantor desa.

“Kami sangat tertarik, Kebetulan ada pembuatan SIM massal dengan biaya murah, SIM C Rp 130.000, jika perpanjangan Rp 107.000. Kalau tanpa tes itu bisa lebih dari itu, jadi kami warga berbondong-bondong mendaftar,” kata Syahri.

Warga sudah membayarkan uang kepada perangkat desa dan terkumpul sebanyak Rp 8 juta. Sesuai rencana, dilakukan foto dan pembuatan SIM Senin (31/3/2014) pagi hingga siang. Maka, warga sejak pukul 09.00 sudah berkumpul di balai desa untuk pembuatan SIM.

Permasalahan mulai muncul ketika David yang mengaku dari petugas dari Polres Semarang meminta uang tambahan dan bicaranya tidak konsisten.

Kades Lemah Ireng, Utomo lantas meminta David menunjukkan surat tugasnya dari Polres Semarang. Namun pemuda itu tidak bisa menunjukkannya.

“Kami mulai curiga karena dia katanya siap mendatangkan unit foto untuk SIM, tetapi belakangan minta tambahan uang dan bicaranya mulai tidak konsisten. Sebelumnya dia bilang bisa membuatkan (SIM), tetapi tiba-tiba dia bilang baru akan mengusahakan. Saya curiga lalu minta foto kopi surat tugas, ternyata tidak punya. Bahkan dia menunjukkan surat rekomendasi dari Satlantas keluaran tahun 2009. Akhirnya jadi ketahuan dan kami lapor ke Polsek,” ungkap Utomo.

Menurut Utomo, warga sangat dirugikan oleh aksi David lantaran harus libur untuk meluangkan waktu membuat SIM, dan ternyata David tidak bisa memenuhinya. Beruntung uang Rp 8 juta yang rencananya akan disetorkan kepada David urung dilakukan, karena aksi penipuan David lebih dulu terbongkar.

“Untung saja uangnya belum disetorkan. Kami minta polisi menindak David karena dia mengaku-aku anggota Polres,” kata Utomo.

Di hadapan polisi David mengaku tidak ingin melakukan penipuan. Hanya saja terjadi mis komunikasi tentang syarat dan ketentuan bayar yang harus dilakukan warga.

“Meskipun David mengaku tidak menipu hanya miskomunikasi, kami tetap membawa dia ke Mapolsek untuk diperiksa lebih lanjut. Kami juga meminta warga tenang, jangan main hakim sendiri. Jika ada yang dirugikan, segera melapor ke Mapolsek,” kata Kanit Reskrim Polsek Bawen Aiptu Heru.

Sementara itu, Panwascam Bawen menyatakan, dari pendalaman informasi di lapangan, pihaknya menarik kesimpulan bahwa kabar yang menyatakan pembayaran SIM massal mendapat subsidi dari seorang caleg atau partai tertentu, ternyata tidak benar.

“Kami dengar informasi kalau ada pembuatan SIM murah karena ada subsidi dari salah satu caleg. Jadi saya langsung ke sini. Ternyata isu itu tidak benar,” kata anggota Panwascam Bawen, Kamsuri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com