Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prihatin Satinah, Seniman Bawa Nasi Bungkus dan Bendera Kusam

Kompas.com - 31/03/2014, 18:32 WIB
Kontributor Surabaya, Achmad Faizal

Penulis


SURABAYA, KOMPAS.com - Tiga orang seniman Surabaya menggelar aksi dukungan moral untuk Satinah, Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang terancam hukuman pancung di Arab Saudi. Aksi mereka digelar di depan Gedung Negara Grahadi, Senin (31/3/2014).

Dalam aksinya, ketiga seniman itu membawa atribut berupa bendera merah putih berwarna kusam, dan nasi bungkus. Mereka juga membawa poster bertuliskan "Cukup Satinah Saja, Jangan Ada yang Lain. Pahlawan Tak Harus Jadi TKI".

Sugeng Gondrong, salah satu seniman menjelaskan, bendera kusam menandakan bahwa simbol negara berduka karena tak bisa membela warga negaranya yang tersandung masalah di luar negeri. Sementara nasi sebungkus, mengibaratkan bahwa presiden, pemulung, menteri atau siapa saja untuk bertahan hidup, sama-sama memerlukan nasi.

"Nah, satu piring bisa didapatkan di Indonesia, tidak perlu harus sampai ke luar negeri," ujarnya.

Dia juga mengingatkan pada masyarakat bahwa menjadi TKI adalah pahlawan, namun pahlawan yang justru menjadi korban karena menjadi ladang para koruptor yang tidak memberikan perlindungan bagi pahlawan devisa.

"Buktinya saja pemerintah masih kesulitan untuk membebaskan TKI yang bermasalah di luar negeri," katanya.

Dia menduga, kejadian seperti ini tidak hanya menimpa Satinah saja. Menurutnya, masih banyak Satinah lain yang luput dari pemberitaan media.

"Jika warga Indonesia masih mengandalkan menjadi TKI untuk mencari penghidupan, maka dipastikan akan jadi Satinah-Satinah yang lain," pungkasnya.

Satinah binti Jumadi Ahmadi, TKW asal dusun Mrunten, Desa Kalisidi, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah terancam hukuman pancung karena membunuh majikannya. Satinah telah dipenjara sejak 2009 dan telah mengalami tiga kali penangguhan hukuman mati. Keluarga majikan meminta tebusan sebesar 7,5 juta riyal atau setara Rp 21 miliar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com