Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jelang Nyepi, Umat Hindu Magelang Gelar "Melasti"

Kompas.com - 29/03/2014, 17:53 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis


MAGELANG, KOMPAS.com - Umat Hindu di Magelang menggelar upacara Melasti di sumber mata air "Tuk Kalimas" di Desa Lebak, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang, Sabtu (28/3/2014).

Upacara itu merupakan tradisi menjelang Hari Raya Nyepi 2014/1935 Caka yang jatuh pada Senin, 30 Maret 2014 mendatang.

"Upacara Melasti ini merupakan simbol penyucian diri para umat Hindu sebelum memasuki Hari Raya Nyepi. Penyucian diri pribadi manusia serta alam agar saat Hari Raya Nyepi, kita dalam keadaan suci lahir dan batin," jelas Ketua Parisada Hindu Magelang, I Gede Mahardika, Sabtu.

Dijelaskan Gede, sebelum upacara digelar, seluruh umat Hindu melakukan sembahyang di Pura Wirabuana, Komplek Akademi Militer (Akmil) Kota Magelang. Melasti itu sendiri disimbolisasikan dengan labuhan sesaji ke laut serta menyucikan arca, pratima, nyasa dan pralingga sebagai wujud atau Sthana Ida Sang Hyang Widi Wasa dengan segala manifestasi-Nya.

Namun karena wilayah Magelang jauh dari laut, maka pelaksanaan labuhan tersebut dilaksanakan di sumber mata air Tuk Kalimas.

"Penyucian diri  tersebut juga bertujuan agar alam raya beserta isinya di dunia ini terjaga kelestariannya dan dijauhkan dari segala malapetaka," tutur Gede lagi.

Selain itu, dalam upacara tersebut, umat Hindu juga melepaskan satu ekor bebek dan ayam kampung. Seekor bebek melambangkan kembalinya sifat suci dari manusia setelah melakukan instropeksi diri. Sedangkan ayam kampung, melambangkan pelepasan sifat keserakahan yang ada di dalam diri manusia.

"Dalam ajaran Hindu, hewan bebek atau angasa mempunyai sifat suci dan bisa hidup di tiga alam yakni darat, air dan udara,” jelasnya.

Seusai ritual Melasti, prosesi selanjutnya adalah Tawur Agung (Mecaru) pada Minggu, 30 Maret 2014 di Candi Agung Prambanan, Klaten dan sembahyang di Pura Wira Buana, Komplek Akmil Magelang.

Gede melanjutkan, tepat saat pelaksanan Nyepi nanti, umat Hindu tidak boleh melakukan empat hal (catur Berata), yaitu menyalakan api (amati geni), aktivitas kerja (amati karya), bersenang-senang (amati lelanguan) dan berpergian (amati lelungaan).

Dalam kesenyapan hari suci itu, menurut Gede, umat Hindu melaksanakan mawas diri, menyatukan pikiran, serta menyatukan cipta, rasa, dan karsa, menuju penemuan hakikat keberadaan diri dan intisari kehidupan semesta.

"Selain itu, umat juga melaksanakan puasa (Berata penyepian upawasa), tidak berkomunikasi (mona brata) dan tidak tidur (jagra)," tambah Gede yang juga Kapolsek Muntilan, Kabupaten Magelang itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com