Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi: Pengunjuk Rasa di Timika Ditahan demi Redam Emosi

Kompas.com - 29/03/2014, 08:59 WIB
Kontributor Kompas TV, Alfian Kartono

Penulis

JAYAPURA, KOMPAS.com – Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Papua, Kombes Sulistio Pudjo membenarkan penahanan terhadap 16 orang pengunjuk rasa yang terlibat penyerangan terhadap aparat kepolisian di Timika, Kamis (27/3/2014) kemarin. Penahanan dilakukan untuk meredam emosi saat melakukan protes akibat pembunuhan sadis kepada dua orang kerabat mereka di Jalan Logpon, Kampung Wangirja, Satuan Pemukiman IX (SP-9) kemarin.

“Kami hanya meredam mereka yang emosi, dan saat ini sedang dilakukan pembinaan di Mapolres Mimika. Mungkin sore ini mereka akan dilepas. Sementara pelaku pengrusakan mobil dan sejumlah kendaraan roda dua masih dalam penyelidikan,” ungkap Pudjo yang ditemui di Mapolda Papua, Jumat (28/3/2014) sore.

Terkait protes yang berujung penyerangan terhadap aparat kemarin, menurut Pudjo, pihaknya sudah bertemu dengan tokoh masyarakat didampingi pihak keluarga almarhum Yulius dan Natalis.

“Dalam pertemuan yang juga dihadiri Carateker Bupati Mimika, Ausilius You yang juga tokoh masyarakat Suku Mee meminta agar Kepolisian menangkap pelaku pembunuhan sadis tersebut,” tambah Pudjo.

Mengenai kasus pembunuhan yang terhadap Yulius dan Natalis, warga Kampung Mulia Kencana, Satuan Pemukiman VII (SP-7) kemarin, Pudjo mengaku pihaknya masih melakukan penyidikan dan belum dapat memastikan keterkaitan dengan bentrokan dua kelompok warga di Jayanti, Kampung Mimika Gunung, Distrik Kuala Kencana, Mimika.

Sementara itu, untuk menyelesaikan bentrokan dua kelompok warga yang berkepanjangan akibat memperebutkan lahan di Jayanti, Pudjo mengaku pihaknya akan mengacu kepada Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2013 tentang penanganan gangguan keamanan dalam negeri. Dalam Inpres tersebut, menurut Pudjo akan dibentuk tim terpadu yang diketuai oleh Bupati selaku pimpinan daerah bersama semua pihak terkait termasuk tokoh masyarakat dalam upaya melakukan rekonsiliasi dan rehabilitasi terhadap dua kelompok warga yang terlibat bentrok.

“Tidak mungkin seterusnya aparat kepolisian harus berjaga disana karena menguras mental. Kami sudah berbicara dengan Carateker Bupati Mimika, Ausilius You dan dia mendukung,” jelas Pudjo.

Bentrok antara kelompok Pinus Murib dan Kelompok Yulius Hanau, menurut Pudjo akibat berebut lahan, tempat pengambilan batu di Kali Pindah-Pindah anak cabang Kali Iwaka di Jayanti. Bentrokan dua kelompok tersebut sudah berlangsung sejak 29 Januari lalu dan telah mengakibatkan 9 orang tewas dan sedikitnya 300-an orang terluka dari kedua belah pihak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com