Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Volume Sampah di Ambon Terus Meningkat, Pemda Kewalahan

Kompas.com - 27/03/2014, 14:48 WIB
Kontributor Ambon, Rahmat Rahman Patty

Penulis


AMBON, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Ambon mengaku kewalahan untuk menangani masalah sampah di Kota Ambon yang terus meningkat dari waktu ke waktu. Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Ambon, Morits Lantu, mengungkapkan, hingga akhir Maret 2014 ini terjadi peningkatan beban sampah di Kota Ambon, baik di darat maupun di laut.

“Kita kewalahan karena beban sampah di Kota Ambon terus meningkat. Peningkatan ini diakibatkan makin meningkatnya populasi masyarakat di Kota Ambon ditambah dengan kurang sadarnya masyarakat dalam membuang sampah pada tempatnya,” ungkap Morits, Kamis (27/3/2014).

Menurutnya, dua lokasi penghasil sampah terbesar di Kota Ambon yakni berada di kawasan pasar tradisional Batu Merah, Mardika dan Kelurahan Nusaniwe. Di tiga kawasan ini volume sampah selalu bertambah setiap harinya.

“Jadi sampah yang ada bukan hanya sampah kering tapi juga sampah basah ini yang menjadi masalah dan harus ditangani pemerintah Kota Ambon,” kata Lantu.

Karena beban sampah yang terus meningkat, dalam sehari pihaknya harus mengerahkan lima truk pengangkut sampah. Padahal sebelumnya hanya dua truk mobil sampah yang dikerahkan untuk mengangkut sampah di Kota Ambon.

Dia pun meminta masyarakat agar dapat membuat lubang-lubang pembuangan sampah di samping rumah atau di sekitar pemukiman. Lubang yang satu untuk sampah basah dan satu lagi untuk sampah kering.

“Nanti setelah kedua lubang penuh, sampah itu bisa dikubur. Cara ini cukup baik, masyarakat dapat membantu mengurangi beban sampah d Kota Ambon, jadi jangan asal membuang sampah sembarangan saja,” jelasnya.

Dia juga mengimbau agar masyarakat dapat mengurangi penggunaan barang-barang nonorganik dan juga meningkatkan kesadaran terhadap kebersihan.

”Masyarakat harus berpartisipasi dalam menjaga kebersihan dan kenyamanan kota. Jika tidak ada kesadaran maka akan menimbulkan pencemaran lingkungan yang lebih besar lagi,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com