Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bayi Dicuri, Sistem Pengamanan RSHS Perlu Dievaluasi

Kompas.com - 26/03/2014, 22:02 WIB
Kontributor Bandung, Rio Kuswandi

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com - Direktur Utama RS Hasan Sadikin Bandung, Bayu Wahyudi mengaku prihatin atas insiden hilangnya bayi di ruangan Alamanda kelas III RS. Hasan Sadikin, Bandung karena diculik pada Selasa, (25/3/2014) kemarin.

"Saya menyampaikan keprihatinan yang mendalam kepada keluarga korban atas insiden ini, mudah-mudahan hal ini tidak terjadi lagi ke depannya," harap Bayu pada jumpa pers di ruang sidang RSHS, Rabu, (26/3/2014).

Kendati begitu, Bayu mengklaim sistem pengamanan yang diterapkan di RSHS sudah sedemikian ketat dan maksimal.

"Sebetulnya RSHS memiliki prosedur yang ketat dalam rangka menjaga kemanan di ruang bersalin, seperti memberlakukan batasan jam besuk bagi pengunjung. Kemudian di sini (RSHS) kita hanya menyediakan satu pintu termasuk ruangan persalinan. Hal itu untuk memudahkan pengawasan serta menempatkan petugas kemanan di pintu-pintu tersebut," ujarnya.

Terkait jejak pelaku, menganalisis dari kronologi kejadian, pada pukul 19.32 WIB, pelaku terdeteksi di Direktorat Umum.

"Oleh karena itu kita menduga bahwa keluarnya (pelaku) adalah lewat depan, kemudian ke halaman rumah sakit, baru pencuri ini keluar ke jalan raya, sementara dugaan kita seperti itu," katanya.

Padahal, saat itu ada satpam yang berjaga di hampir setiap pintu dan CCTV dipasang di sejumlah bagian. Namun, kaburnya pelaku penculikan itu tidak terdeteksi mencurigakan karena pelaku menutupi bayi yang digendongnya dengan jas dan tas.

"Dengan ditutupi begitu, tidak terdeteksi bahwa itu bayi. Kita sudah berupaya, tapi, kenyataannya di luar kemampuan kami," katanya.

Selain itu, pada aturan yang ada di RSHS, bagi siapa saja yang masuk ke ruangan itu harus memakai ID, tanpa kecuali. Tapi mengapa, perempuan berkerudung yang menculik bayi itu bisa masuk tanpa menggunakan ID dipertanyakan.

"Kita menggunakan ID, sampai dengan koas pun, atau yang PKL juga diberikan ID. Jadi tidak bisa masuk sembarangan ke ruangan tanpa ID," jelasnya.

Masuknya penculik itu ke ruangan, bahkan sampai berhasil membawa kabur bayi itu tentu sangat disayangkan. "Kita prihatin juga, walapun kita sudah berupaya, tetapi kejadian kemarin itu perlu perbaikan kita bersama untuk meningkatkan kewaspadaan. Walupun ada mekanisme, ya, tetapi ada saja," keluhnya.

Bayu menambahkan, insiden ini terjadi untuk yang kedua kalinya di RSHS. Peristiwa serupa, terjadi pada tahun 1984 dan kini yang kedua kalinya terjadi di 2014.

"Tiga puluh tahun lalu kita mengalami kejadian seperti ini dan terulang tahun ini, 2014," katanya.

Terjadinya insiden seperti ini, Bayu menyadari bahwa pengamanan di RSHS kurang maksimal, sehingga diperlukan adanya evaluasi untuk meningkatkan pengamanan.

"Perlu perbaikan kita bersama. Pihak internal kita, security itu perlu dievaluasi supaya insiden ini tidak terulang lagi ke depannya," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com