"Kalau ada gajinya dari menjadi DPRD, semuanya untuk warga," ucap Tri Miarti saat ditemui di rumahnya di Jalan Tridarma, Yogyakarta, Selasa (26/3/2014).
Miarti menuturkan, per hari keuntungan dari berjualan nasi goreng hanya Rp 75.000, dan ia harus membiayai sekolah ketiga anaknya. Namun, hal ini tidak berarti tujuan ia menjadi caleg DPRD Kota Yogyakarta adalah menambah pundi-pundi uang.
"Saya masih bisa hidup dan membiayai sekolah anak dari jualan nasi goreng. Tujuan saya mengabdi bukan mengeruk keuntungan," tandasnya.
Sejak awal, ia mengaku sudah berkomitmen jika terpilih menjadi anggota DPRD dan mendapat gaji, uang tersebut akan diserahkan untuk warga. Sebab, uang itu awalnya milik rakyat.
"Ya, nanti biar dikelola, misalnya untuk membiayai sekolah anak yang tidak mampu, dan pengobatan. Yang penting untuk kesejahteraan masyarakat," katanya.
Sementara itu, Wahidin Sarjono (40), suami Miarti, mengaku kaget ketika mengetahui nama istrinya masuk ke daftar caleg legislatif DPRD Kota Yogyakarta. Ia berpesan jika memang sudah jalan Yang Maha Kuasa, maka jalani dengan benar, jujur, dan baik dalam menjadi abdi.
"Besok kamu (Miarti) itu menjadi 'babunya' (pembantu) masyarakat, jadi abdikan dirimu untuk semua warga. Jangan pilih-pilih," pesan Sarjono kepada istrinya kala itu.
Seperti diberitakan sebelumnya, dengan bermodalkan keramahan, teh panas, dan kopi, Tri Miarti, ibu empat anak yang berprofesi sebagai penjual nasi goreng di Jalan Tridarma, Gendengan, Banciro, Gondokusuman, maju dalam bursa calon legislatif DPRD Kota Yogyakarta tahun 2014.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.