Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seniman Keroncong Magelang Gelar Parade Tutup Mata

Kompas.com - 22/03/2014, 18:26 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis


MAGELANG, KOMPAS.com – Tidak kurang 100 orang seniman keroncong dari berbagai daerah di Kota Magelang dan Kabupaten Magelang menggelar parade keroncong di pendopo rumah dinas Bupati setempat, Sabtu (22/3/2014). Uniknya, mereka memainkan alat musik dengan mata tertutup.

Menurut koordinator kegiatan, Mufti Adi Utomo, seniman menutup mata karena mereka sudah begitu menghayati musik keroncong.

“Keroncong sudah menjadi bagian hidup mereka sehari-hari. Sehingga walaupun dengan mata tertutup pun mereka bisa memainkan alat musik keroncong,” ujar Didit, sapaan akrab Musfti Adi Utomo.

Sebelum acara bertajuk Gemilang Keroncong Magelang itu dimulai, para peserta berkumpul di halaman Masjid An-Nur, Sawitan, Mungkid sekitar satu kilometer dari rumah dinas Bupati. Mereka berbaris rapi berpakaian adat Jawa lantas berjalan menuju lokasi acara.

Mereka berjalan sambil mengarak sebuah alat musik Bas Betot. Kirab semakin meriah karena diiringi dengan musik keroncong yang dipadu dengan musik tradisional oleh para seniman Borobudur.

“Melalui kegiatan ini, kita ingin menunjukkan kepada masyarakat bahwa kita para seniman Magelang bisa berkarya meski ditengah suhu politik yang kian memusingkan ini,”ungkap Didit lagi.

Didit melanjutkan, tujuan kegiatan ini selain untuk turut memeriahkan HUT Kota Mungkid yang ke-30 itu, juga untuk menggemakan kembali musik keroncong di masyarakat Magelang yang saat ini sudah mulai dilupakan oleh masyarakat khususnya generasi muda.

Padahal, kata Didit, banyak seniman-seniman keroncong dari Magelang yang mempunyai karya-karya istimewa dan sudah banyak diakui. Sebut saja Rochani, seniman keroncong yang sudah melahirkan karya berjudul Fajar indah, Purnomo Sidi, Magelang Gemilang hingga Kopi Gulo Jowo.

“Kami berupaya untuk nguri-uri (melestarikan) musik keroncong di Magelang. Kedepan kami bercita-cita agar Magelang menjadi kota keroncong seperti Kota Solo dan Semarang,” harap Didit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com