Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ganjar Ingin "Menyandera" Turis di Jateng

Kompas.com - 21/03/2014, 23:35 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin

Penulis


SEMARANG, KOMPAS.com — Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengaku ingin sekali “menyandera” para turis baik domestik maupun mancanegara untuk lebih lama tinggal di Jawa Tengah.

Hal itu perlu dilakukan untuk mendongkrak pendapatan asli daerah dari sektor pariwisata. Menurut Ganjar, para turis kebanyakan enggan turun dari kapal pesiar yang berlabuh. Dari sekian banyak, hanya sedikit yang mengunjungi tempat-tempat wisata di Jawa Tengah, seperti Candi Borobudur, Prambanan, Dieng, atau tempat wisata lainnya.

“Turis ini belum mau turun ke Jateng. Kalau mau, tahu caranya, 'disandera' saja sehari, atau diberi kenikmatan di darat sehari. Saya kira, Semarang harus punya potensi untuk menurunkan mereka,” saran Ganjar saat meninjau persiapan reaktivasi Kereta Api Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Jumat (22/3/2014).

Ganjar meminta kepada segenap pihak untuk memelototi apa kesalahan yang ada. Semestinya jika dihitung secara kasar, turis yang hendak berwisata ke Candi Borobudur bisa hitung dari cara berjalan. Di Borubudur, Magelang haruslah melintasi Semarang, Ungaran, Ambarawa, dan sebagainya.

“Seharusnya, dalam perjalanan itu bisa memberi wahana lagi agar mereka bisa lebih banyak tampil,” pesannya.

Selain berpesan demikian, orang nomor satu di Jawa Tengah ini menyarankan agar pelabuhan membangun tempat penjualan oleh-oleh. Hal demikian dinilai penting untuk menarik para turis ke dalam.

Dia mencontohkan, di pelabuhan dibuat suvenir atau kios suvenir yang cantik seperti halnya pelabuhan di Eropa Barat sehingga mereka bersedia turun.

“Orang wisata itu paling mudah diajak untuk membuang uang. Kalau tidak sanggup menerima buangan uang, berarti kita gagal. Industri pariwisata adalah yang paling murah untuk dapatkan pemasukan,” katanya.

Ganjar sendiri menekankan agar sarana dan prasarana dipersiapkan dengan manajemen modern. Pengaktifan kembali kereta api jalur pelabuhan menjadi titik balik untuk perbaikan arah yang baik.

“Saya pengguna kereta api dari umur 9 tahun. Saya punya pengalaman dari sepatu hilang hingga laptop hilang. Kami minta agar kenyamanan dan keamanan nantinya ditingkatkan,” pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com