Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kampung Halaman SBY Pun Minim Dokter Spesialis

Kompas.com - 21/03/2014, 11:51 WIB

SURABAYA, KOMPAS.com - Banyak kemajuan terjadi di Pacitan sejak sang putra daerah, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjadi Presiden RI. Berbagai infrastruktur telah dibangun.  Namun, bagi para dokter spesialis, Pacitan tetap tidak menarik untuk ditinggali.

Hanya dokter-dokter spesialis berjiwa pengabdi yang mau bertugas di Pacitan. Jumlah mereka pun tidak banyak. Hanya belasan.

“Terus terang, kami kekurangan dokter untuk semua bidang spesialis,” ujar Eko Budiono, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan, Rabu (19/3/2014).

Eko mengungkapkan butuh waktu panjang untuk berburu dokter-dokter yang disebutnya sebagai pengabdi. Semangat pengabdianlah yang membuat mereka rela dan betah bertahan di Pacitan, kota kecil yang banyak disebut sebagai daerah 'terisolasi'.

Sebutan terisolasi itu merujuk pada sulitnya akses transportasi di Pacitan. Keluar-masuk harus melewati jalur sempit, berkelok, dan naik-turun punggung perbukitan. Alat tranportasi umum pun terbatas.

Kondisi inilah yang membuat warga Pacitan jarang bersua dengan saudara atau sesama warga Jatim di kabupaten lain. Mereka malah lebih akrab dengan warga kota tetangganya, di Jateng.

Maklum, kota ini berada di ujung barat, berbatasan dengan Wonogiri, Jateng. Bagi kebanyakan dokter spesialis, daerah seperti ini tak menguntungkan. Mereka lebih senang berkerumun di Surabaya dan kota-kota besar lain, seperti Malang dan Sidoarjo.

“Tahun ini kami bersyukur. Ada dua dokter spesialis baru masuk,” ungkap Eko sembari tersenyum.

Mereka berdua merupakan dokter spesialis penyakit dalam pertama yang berstatus sebagai putra daerah Pacitan. Yang paling dibutuhkan di Pacitan saat ini, kata Eko, adalah dokter spesialis anak, anastesi, radiologi, dan syaraf.

Jumlah mereka saat ini baru satu orang di masing-masing keahlian. Dokter anestesi hanya satu orang, padahal semua tindakan bedah sangat membutuhkan keahliannya. Begitu juga untuk penanganan di UGD. (idl)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com