Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bajuri, Oneng, dan 8 Orangutan Kembali ke Alam Liar dengan Pesawat

Kompas.com - 20/03/2014, 18:56 WIB
Kontributor Balikpapan, Dani Julius

Penulis


BALIKPAPAN, KOMPAS.com — Setelah belasan tahun dilatih, 10 orangutan ini akhirnya dilepaskan ke habitat sesungguhnya. Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF) atau lebih dikenal sebagai Yayasan Penyelamatan Orangutan Borneo di Samboja Lestari, Kutai Kartanegara, menerbangkan 10 orangutan ke Kecamatan Muara Wahau, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur. Kesepuluh orangutan itu bakal dilepaskan ke alam liar di hutan Kehje Sewen di Muara Wahau.

"Tentu saja ini harus didukung dengan ketersediaan hutan yang layak dan aman," kata drh Agus Irwanto, Manajer Program Samboja Lestari, Kamis (20/3/2014).

BOSF merupakan organisasi nirlaba yang berkomitmen dalam hal konservasi orangutan dan habitatnya. Yayasan ini kini merawat 750 orangutan yang didukung 400-an karyawan berlatar ahli primata, keanekaragaman hayati, ekologi, rehabilitasi hutan, agroforestri, pemberdayaan masyarakat, edukasi, hingga kesehatan orangutan.

Kesepuluh orangutan ini terdiri dari empat jantan dan enam betina. Mereka menyusul 21 orangutan lain yang telah lebih dulu dilepaskan ke hutan yang sama. Mereka memiliki nama nan unik, masing-masing, Bajuri yang berusia 14 tahun, Acul (17), Indo (18), Kent (16). Sementara yang betina bernama Nila (20), Upi (18), Leke (16), Maduri (18), dan Wani (17).

"Satu lagi Oneng, 11 tahun, orangutan termuda yang dilepasliarkan kali ini. Oneng masuk BOSF ketika usia 3 tahun. Oneng merupakan sitaan BKSDA Tenggarong dari tangan seorang warga Muara Wahau yang menjadikannya hewan peliharaan. Oneng berberat badan 41 kilogram, terkenal cerdik, pandai melarikan diri dari pulau dengan cara berenang di kanal, dan memiliki kemampuan mengenal pakan alami dan membuat sarang," kata Iffatul Ulfah, Fund Rising Coordinator BOSF, selagi mendampingi Agus.

Delapan orangutan diterbangkan pada hari pertama dalam dua kloter dari Bandar Udara Sepinggan ke bandara milik PT Swakarsa Sinar Sentosa, Muara Wahau, dengan pesawat carter jenis twin otter. Dari Wahau, mereka diterbangkan dengan helikopter dengan cara sling load menuju Kehje Sewen. Dua orangutan yang lain diberangkatkan pada Jumat, 21 Maret 2014.

Hutan Kehje Sewen sendiri merupakan kawasan yang dikelola PT Restorasi Habitat Orangutan Indonesia (RHOI), yang memiliki izin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu restorasi ekosistem (IUPHHK-RE) dari Kementerian Kehutanan. RHOI ini didirikan Yayasan BOS pada 21 April 2009 untuk tujuan swakelola hutan lestari berbasis habitat alami bagi orangutan hasil rehabilitasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com