Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Saweran", Gubernur Sulbar dan Istri Dituding Lakukan Politik Uang

Kompas.com - 13/03/2014, 11:13 WIB
Kontributor Polewali, Junaedi

Penulis


MAMASA,KOMPAS.com — Aksi bagi-bagi uang pecahan Rp 100.000 oleh Gubernur Sulawesi Barat, Anwar Adnan Saleh, dan istri, Enny Angraeni Adnan Saleh, di sela-sela peringatan hari ulang tahun Mamasa dan peresmian Bandara Sultan Hasanuddin Mini di Kecamatan Sumarorong, Selasa (11/3/2014), dituding sebagai bentuk politik uang menjelang Pemilu 2014 mendatang. Pasalnya, Enny merupakan caleg DPR RI dari Partai Golkar di daerah pemilihan Sulbar.

Sawer uang dalam acara yang dihadiri Wakil Menteri Perhubungan (Wamenhub) Bambang Susantono, tersebut, dinilai bisa memengaruhi independensi pemilih menjelang penyelenggaraan pemilu.

KOMPAS.com/Junaedi Saweran uang pecahan Rp 100.000 kepada pengisi acara dan warga Mamasa, Gubernur Sulbar, Anwar Adnan Saleh, bersama istri, Enny Angraeni, di sela-sela acara peringatan hari ulang tahun Mamasa, Selasa (11/3/2014), dituding sejumlah pihak sebagai bentuk politik uang yang bisa mempengaruhi independensi pemilih jelang Pemilu 2014.

Disaksikan ribuan pasang mata warga yang menyaksikan jalannya acara tersebut, Anwar dan istrinya memberikan saweran untuk ratusan peserta karnaval. Sejumlah lembar uang diselipkan di kepala dan kantong para penari dan peserta parade. Saat sejumlah uang jatuh dan terbang karena tertiup angin, konsentrasi para penari sempat buyar.

Ketika dihubungi pada Rabu (12/3/2014), Anwar membantah bahwa aksi sawer tersebut adalah bentuk politik uang. Dia menilai, tudingan itu hanya bentuk ketakutan yang berlebihan dari rival Enny yang juga mencalonkan diri sebagai anggota legislatif DPR RI.

Menurut Anwar, aksi sawer yang dilakukan bersama istrinya itu merupakan bagian dari adat dan tradisi Mamasa yang biasa dilakukan pada hajatan besar. Selain itu, lanjutnya, sawer juga tidak hanya dilakukan oleh mereka saja. Sejumlah pejabat lain, termasuk istri Wamenhub, yang hadir dalam acara itu juga ikut melakukan sawer.

Sementara itu, saat dihubungi secara terpisah, Ketua Bawaslu Sulbar, Busran Riandy, mengaku belum mengetahui kronologi aksi sawer tersebut. Meski sejumlah pihak menuding aksi sawer itu sebagai bentuk pelanggaran pidana pemilu karena bisa memengaruhi independensi pemilih, Busran menyatakan masih menunggu konfirmasi dari Panwaslu Kabupaten Mamasa.

Menurut Busran, Bawaslu akan mempelajari dan menilai apakah kegiatan menyawer itu termasuk kategori politik uang atau tidak. Menurutnya, jika nanti ditemukan indikasi pelanggaran pemilu, pengawas pemilu akan menindaklanjutinya.

“Bawaslu akan menindaklanjuti laporan tersebut jika ditemukan bukti-bukti dan indikasi kuat adanya pelanggaran pemilu,” ujar Busran.

Ketika diminta tanggapannya, Ketua KPU Sulbar, Usman Suhuriah, menolak berkomentar terhadap tudingan adanya indikasi politik uang dalam aksi sawer tersebut. Usman menilai, persoalan itu masuk ke dalam ranah kewenangan Bawaslu dan jajarannya sebagai pengawas pemilu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com