Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak Balita Ini Harus Dibuatkan Anus akibat Makan Bubur

Kompas.com - 12/03/2014, 16:24 WIB
Kontributor Kendal, Slamet Priyatin

Penulis


KENDAL, KOMPAS.com — Anak balita bernama Mohamad Ilham (9 bulan) asal Dusun Tegalsari, Kecamatan Kangkung, Kendal, Jawa Tengah, terpaksa dioperasi pembuatan anus di perut. Ilham susah buang air besar akibat diberi makan bubur sejak usia 3 bulan.

Kendati sudah bisa buang air besar, perut Ilham tetap membesar dan badannya panas. Bayi malang ini juga kerap menangis ketika hendak buang air besar.

Ibunda Ilham, Ngatiyah (39), menjelaskan, awalnya perut Ilham membesar dan tidak bisa buang air besar. Kemudian, Ngatiyah membawanya ke Puskesmas Kangkung I.

"Oleh dokter puskesmas, saya disuruh bawa anak saya ke RSUD Kendal. Tapi di RSUD Kendal, anak saya tidak bisa ditangani, lalu saya diberi surat rujukan ke RSU Kariadi (RSUP Dr Kariadi), Semarang," kata Ngatiyah, Rabu (12/3/2014).

Ngatiyah melanjutkan, setelah dibawa ke RSUP Dr Kariadi, M Ilham dioperasi untuk pembuatan lubang anus di perut bagian kiri. Namun, lubang anus buatan ini malah membuat Ilham kesakitan dan terus menangis setiap hendak buang air besar.

"Saya sangat tidak tega kalau melihat anak saya mau buang air besar," katanya.

Dia mengaku terpaksa memberi makan bubur kepada anaknya karena tidak punya uang untuk membeli susu. Sementara itu, air susu (ASI) miliknya kurang lancar.

"Suami saya bekerja sebagai penjual sosis keliling. Hasilnya hanya bisa untuk makan sehari-hari. Itu pun kadang masih kurang. Saya tidak mengira kalau jadinya begini," katanya.

Sementara itu, Istiwati, Kepala Puskesmas Kangkung I, mengaku terkejut ketika kali pertama melihat M Ilham yang diperiksakan oleh ibunya. Badannya panas dan perutnya membesar.

"Anak itu mengidap penyakit ileus. Sebuah penyakit yang terjadi karena pencernaan tidak berfungsi. Penyebabnya, anak diberi makanan-makanan keras yang belum waktunya," kata Istiwati.

Istiwati menambahkan, M Ilham sebenarnya memiliki anus. Namun, bagian itu tidak bisa digunakan untuk buang air besar karena ada kelainan pada pencernaan. Jalan satu-satunya adalah pembuatan anus di perut dengan cara operasi. Setelah tiga bulan, anus buatan itu kembali ditutup, dan anus aslinya difungsikan kembali.

"Operasinya bebas biaya karena menggunakan surat keterangan tidak mampu (SKTM)," ujarnya.

Pada Rabu (12/3/2014) sore, M Ilham dijenguk oleh Bupati Kendal Widya Kandi Susanti. Widya sempat memberi nasihat kepada Ngatiyah agar jangan dulu memberi makanan yang berat-berat seperti bubur atau nasi kepada bayi yang belum berusia 1 tahun. Ilham harus tetap diberi susu meskipun sudah sembuh.

Widya juga meminta kepada Kepala Puskesmas Kangkung I agar mengantar Ilham dan ibunya saat kontrol ke RSU Kariadi Semarang. Sebab, orangtua Ilham secara ekonomi tidak mampu. "Semoga cepat sembuh," ucap Widya sambil memberi bantuan berupa uang, susu, dan perlengkapan bayi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com