Tak cuma satwa di darat, perdagangan satwa laut yang dilindungi juga sangat marak. Hiu menjadi satwa paling favorit untuk diburu. Surya menemui komunitas pemburu hiu di Banyuwangi. Kebetulan bulan ini mereka beristirahat mengejar hiu di tengah samudra sehingga bisa ditemui.
Para pemburu ini mempunyai jadwal khusus menangkap karnivor nomor satu di lautan itu, yaitu antara Mei-Agustus. Inilah masa panen bagi pemburu hiu. Di bulan-bulan itulah kawanan predator laut itu banyak bermunculan. Mereka biasanya mengarungi laut Kalimantan, Sulawesi, dan perbatasan Australia.
“Kami sedang siapkan diri untuk menangkap hiu di pertengahan tahun ini. Kalau sekarang melaut, bisa rugi karena jumlah hiu sangat jarang dan tidak sebanding dengan pengeluaran selama di laut,” ujar Mispan, nelayan asal Muncar, Banyuwangi, saat ditemui Surya di atas kapalnya, Selasa (11/3/2014).
Para pemburu hiu ini tergiur dengan keuntungan yang luar biasa. Rata-rata hiu berukuran besar dibanderol Rp 21.000 per kilogram. Biasanya dalam sekali masa tangkap, mereka bisa membawa pulang hiu dengan berat total 500-1.000 kilogram.
Semua jenis hiu mereka buru kecuali hiu tutul. Hiu-hiu yang mereka pancing, antara lain hiu biru, hiu abu-abu, hiu putih, hiu harimau, hiu karang, dan mantaray (pari raksasa).
“Seadanya di laut kami pancing. Hanya hiu kek-kakek (hiu tutul) yang tidak kami buru,” imbuh bapak tiga anak itu. (idl/ben)
Bersambung: Pasar Dirazia, Jual Beli Satwa Lindung Pindah ke "Online" (4)