Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bentrok Lagi di Jayanti, 2 Warga Tewas Tertembak dan 1 Polisi Terkena Panah

Kompas.com - 12/03/2014, 01:15 WIB
Kontributor Kompas TV, Alfian Kartono

Penulis

JAYAPURA, KOMPAS.com — Bentrok masih terus berlanjut di Jayanti, Kampung Mimika Gunung, Distrik Kuala Kencana, Mimika, Timika, Papua. Kali ini, Selasa (11/3/2014) sore, bentrok terjadi antara warga dan aparat kepolisian.

Dalam bentrok aparat dengan warga tersebut, dua warga tewas tertembak, puluhan warga terluka, dan satu anggota Brimob terkena panah di lehernya.

"Bentrokan terjadi sekitar pukul 15.30 WIT, ketika aparat berusaha melerai dua kelompok warga yang terus bertikai di Jayanti, Kampung Mimika Gunung, Timika," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Papua Kombes Sulistio Pudjo.

Menurut Pudjo, ratusan massa kelompok Yulius Hanau yang marah atas terbunuhnya Kewen Jawane di luar areal pertikaian berusaha menyerang massa kelompok Pinus Murib. "Aparat yang berusaha menghalau massa yang bersenjata panah juga menjadi sasaran penyerangan," kata dia.

Serangan warga membuat Briptu Eko Prasetyo terserempet panah di leher. "Aparat terpaksa mengambil tindakan tegas dengan membubarkan warga," ungkap Pudjo melalui pesan singkat.

Menurut Pudjo, kemarahan massa kelompok Yulius juga imbas penyisiran senjata tajam yang dilakukan kepolisian yang dipimpin Kapolres Mimika AKBP Jermias Rontini pada Selasa pagi.

Setelah bentrok reda, massa dari kelompok Yulius Hanau mengarak dua warganya yang ditemukan tewas tertembak ke Mapolres Mimika. "Untuk memastikan penyebab tewasnya John dan Tuigime, jenazah dibawa ke Rumah Sakit Mitra Masyarakat untuk dilakukan otopsi," ujar Pudjo.

Sementara itu, menurut Pudjo, korban luka-luka dari warga dan aparat sore tadi langsung dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Mimika dan Rumah Sakit Mitra Masyarakat Timika.

Menyusul semakin memanasnya bentrokan dua kelompok warga yang sudah menewaskan tujuh orang di Timika, kata Pudjo, Polda Papua akan mengirim Direktur Intel bersama Kabid Propam Polda Papua untuk membantu penyelesaian masalah ini.

Kedua petinggi Polda itu, imbuh Pudjo, juga akan membantu penyelidikan atas bentrok yang menewaskan dua orang warga karena tembakan ini. "Untuk peristiwa tertembaknya masyarakat akan dinilai, apakah dilakukan oleh anggota Polri atau bukan. Kalau anggota Polri, apakah telah sesuai prosedur atau tidak," ujar Pudjo.

Menurut sumber Kompas.com di Timika, bentrokan warga dengan aparat pada Selasa petang menyebabkan 34 warga terluka tembak. Dari jumlah itu, dua orang meninggal, 12 orang rawat jalan, dan 20 harus menjalani rawat inap di RS Mitra Masyarakat Timika.

Bentrok antara massa kelompok Pinus Murib dan massa kelompok Yulius Hanau merupakan buntut sengketa lahan di Jayanti samping jalan rintisan Trans-Papua, yang menghubungkan Timika dengan Waghete, Kabupaten Deiyai. Bentrok sudah terjadi sejak Rabu (29/1/2014).

Meski sempat didamaikan pada 21 Februari 2014, ulah orang mabuk yang menyerang salah satu warga membuat bentrokan kembali pecah pada Selasa (4/3/2014). Dalam bentrok ini, anggota kelompok Pinus Murib, Abeneben Wenda, tewas.

Setelah tewasnya Abeneben Wenda, bentrokan dua kelompok warga terus berlangsung dan sudah mengakibatkan tujuh orang tewas dan seratusan lebih orang luka-luka dari kedua belah pihak.

Upaya persuasif dari aparat kepolisian dan sejumlah tokoh masyarakat hingga kini belum dapat menghentikan bentrokan warga yang masih memegang tradisi perang adat suku-suku pegunungan tengah Papua.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com