Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendaki Diimbau Tak Dekati Puncak Merapi

Kompas.com - 10/03/2014, 15:54 WIB
Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma

Penulis


YOGYAKARTA, KOMPAS.com
— Pasca-embusan setinggi 1.500 meter yang terjadi pada Senin (10/3/2014) pagi, Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Subandriyo mengimbau agar masyarakat tidak mendekati puncak Gunung Merapi.

"Pendakian dan aktivitas warga hanya direkomendasikan sampai Pasar Bubrah," ungkap Kepala BPPTKG Subandriyo, Senin.

Ia menjelaskan, imbauan ini disampaikan untuk mengantisipasi potensi bahaya yang timbul akibat aktivitas Merapi, seperti embusan sulfatara dan erupsi freatik yang sering terjadi pasca-erupsi 2010 lalu.

"Potensi bahaya juga bisa datang jika terjadi guguran atau longsoran material yang ada di puncak Merapi," ujarnya.

Subandriyo menegaskan, pasca-embusan setinggi 1.500 meter pagi tadi, sampai saat ini status Merapi masih tetap normal. Berdasarkan data, sisi kegempaan, dan deformasi, terpantau tidak ada peningkatan. Data pemantauan gas sejauh ini juga tetap sama.

"Status masih aktif normal. Tidak ada peningkatan aktivitas, masih normal," tandasnya.

Seperti diberitakan, Gunung Merapi mengeluarkan embusan sulfatara setinggi 1.500 meter pada pagi tadi. Akibat embusan yang terjadi mulai pukul 06.54-07.08 WIB itu, terjadi hujan abu tipis di sebagian wilayah yang berjarak 6-7 kilometer dari puncak Merapi. Ketebalan abu di daerah ini dilaporkan sekitar 1 milimeter.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com