Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wajar, Embusan Gunung Merapi Dipicu Gempa Tektonik

Kompas.com - 10/03/2014, 14:40 WIB
Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Aktivitas embusan asap solfatara Gunung Merapi, Senin (10/3/2014) yang dipicu gempa tektonik 5,4 SR di Kabupaten Malang, Jawa Timur, merupakan hal yang wajar. Hal ini diungkapkan Kepala BPPTKG Yogyakarta Subandriyo saat dihubungi siang tadi.

Subandriyo mengungkapkan, meski jarak pusat gempa relatif jauh, kejadian itu bisa memengaruhi aktivitas Gunung Merapi, meski tidak secara langsung.

Gempa tektonik yang terjadi mampu mengguncang perut Merapi yang di dalamnya mengandung magma dinamis. Guncangan itu memicu keluarnya gas berupa embusan.

Ia menjelaskan, pasca-erupsi tahun 2010, Gunung Merapi kerap mengalami embusan. Hal itu disebabkan faktor kandungan gas yang tinggi sehingga terjadi pelepasan.

Selain akibat gempa tektonik, aktivitas Merapi juga sering kali berwujud erupsi freatik. Faktor yang memengaruhi erupsi freatik adalah akibat infiltrasi air hujan. Fenomena seperti embusan yang terjadi pagi tadi, lanjutnya, juga pernah terjadi pada 18 November 2013 lalu.

"18 November lalu dipicu gempa tektonik di Ciamis, Jawa Barat," ujarnya.

Subandriyo menegaskan, sampai saat ini status Merapi masih tetap normal. Berdasarkan data, sisi kegempaan, dan deformasi terpantau tidak ada peningkatan. Data pemantauan gas sejauh ini juga tetap sama.

"Status masih aktif normal. Tidak ada peningkatan aktivitas, masih normal," tandasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Gunung Merapi mengeluarkan embusan sulfatara setinggi 1.500 meter. Akibat embusan yang terjadi mulai pukul 06.54 WIB-07.08 WIB ini, terjadi hujan abu tipis di sebagian wilayah yang berjarak 6-7 kilometer dari puncak Merapi. Ketebalan abu di daerah ini dilaporkan sekitar satu milimeter.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com