Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/03/2014, 21:51 WIB


TULUNGAGUNG, KOMPAS.com
— Kepolisian Resor Tulungagung Jawa Timur mengevakuasi seorang tokoh agama (kiai) beserta keluarga dan belasan santrinya dari amuk massa. Massa menuding kiai itu telah berbuat asusila terhadap santriwatinya hingga hamil enam bulan.

Kiai berinisial Jaz (50), asal Desa Sidem, Kecamatan Gondang, tersebut, Jumat (7/3/2014), masih diamankan di Mapolres Tulungagung untuk menghindari amuk warganya.

"Kami sudah tawarkan kepada warga jika menginginkan pak kiai dibawa pulang. Tapi mereka malah bilang tidak berani menjamin keselamatannya," kata Kasat Reskrim Polres Tulungagung, AKP Lahuri.

Meskipun selamat, pengasuh Pondok Pesantren Rohmatul Umat di Desa Sidem, Kecamatan Gondang, itu sempat menjadi sasaran pukulan warga yang mengaraknya dari pondok pesantren hingga Balai Desa Sidem.

Beruntung, aparat keamanan segera datang dan mengevakuasi Kiai Jaz yang mulai babak belur tanpa perlawanan dihajar warga.

Untuk menghindari kerusuhan susulan, polisi kemudian mengevakuasi Jaz, keluarganya, serta 11 santri Ponpes Rohmatul Umat ke Mapolres Tulungagung, dan kasusnya langsung ditangani Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA).

"Kami telah periksa santri perempuan yang hamil, juga beberapa saksi lain, termasuk Kiai. Hasilnya, santriwati berusia 15 tahun berinisial A itu hamil dengan salah satu santri pria berinisial S, dan mereka telah menikah secara siri sejak 14 Agustus 2013," kata Lahuri.

Karena tak cukup bukti, polisi tidak menetapkan satu pun tersangka dalam kasus ini.

Pada Jumat sore, giliran sekelompok warga pendukung Kiai Jaz mendatangi Mapolres Tulungagung dan menuntut tokoh agama itu segera dibebaskan.

Mereka beralasan, tuduhan pencabulan terhadap A oleh Kiai Jaz tidak cukup bukti karena santri perempuan yang masih di bawah umur itu diketahui sudah menikah secara siri dan ada bukti keterangan tertulisnya.

Dua kubu warga yang berbeda sikap kemudian dipertemukan oleh polisi di halaman Mapolres setempat untuk memberi penjelasan mengenai bukti petunjuk penyidikan yang telah dilakukan Unit PPA.

"Kami coba sosialisasikan dan memberi pengertian kepada warga agar tidak memperkeruh keadaan," kata Kepala Desa Sidem, Muri.

Geger di Desa Sidem akibat dugaan perbuatan asusila oleh seorang kiai terhadap salah satu santri perempuan tersebut mendapatkan perhatian Kapolres Tulungagung, AKBP Whisnu Hermawan Februanto.

Bersama jajaran perwira dari unsur bagian operasional, Sabhara, Sat Reskrim, dan intelkam, Whisnu turun langsung mengendalikan massa yang sempat beringas.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber Antara
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com