Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pergoki Suami Selingkuh, Berujung KDRT

Kompas.com - 06/03/2014, 14:39 WIB
Kontributor Kediri, M Agus Fauzul Hakim

Penulis

KEDIRI, KOMPAS.com - Seorang wanita di Kota Kediri, Jawa Timur, mengalami kekerasan dalam rumah tangga. Ironisnya, penganiayaan itu terjadi akibat dia memergoki suaminya selingkuh dengan perempuan lain.

Peristiwa itu menimpa EA (42), warga Kelurahan Singonegaran Kecamatan Pesantren, dan pelakunya adalah suaminya, HS (43), di sebuah rumah kontrakan yang ada di Kelurahan Tosaren Kecamatan Pesantren, Selasa lalu.

Penganiayaan itu bermula saat EA mendapat kabar tentang perselingkuhan suaminya di sebuah rumah kontrakan. EA semakin curiga setelah mendatangi rumah tersebut dan mendapati sepeda motor suaminya bersanding dengan sepeda motor lain.

Kecurigaannya semakin menjadi karena melihat sebuah tas perempuan tergantung pada sepeda motor, serta melihat pintu rumah dalam keadaan tertutup rapat.

EA menerobos masuk dan membuka pintu kamar. Mendapati hal yang mengejutkan, EA langsung keluar rumah dan berteriak kencang, berharap warga datang.

EA kemudian kembali masuk rumah, dan mendapati suaminya itu sudah dalam keadaan berpakaian. Suaminya itu langsung menampar EA dan mengenai telinga sebelah kiri.

Tidak cukup menempeleng,  HS juga mendorongnya hingga terdesak ke arah tembok. EA kemudian ditolong oleh Fredy, seorang warga, yang datang usai mendengar teriakan EA.

EA kemudian melaporkan peristiwa pemukulan itu kepada polisi keesokan harinya, sebagai sebuah aksi kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).

Kepala Sub Bagian Humas Polres Kediri Kota, Ajun Komisaris Siswandi mengatakan, kasus tersebut masih dalam penanganan. Meski demikian, kata dia, polisi akan mengupayakan langkah persuasif berupa mediasi untuk memperbaiki hubungan suami istri itu.

"Penyelesaian secara kekeluargaan kita tempuh," kata Siswandi, Kamis (6/3/2014).

Menurut Siswandi, penyelesaian sebuah perkara, harus dilihat dari berbagai sudut pandang. Saat ini pihaknya, masih berupaya mendekati kedua belah pihak agar ada titik temu dan keluarga dapat terselamatkan.

"Ini tentang sebuah keluarga, ada anak-anak. Kasihan kalau anak-anak itu menderita karena orangtuanya berpisah," kata Siswandi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com