Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada yang Protes Pemilihan Presiden Kampus, Mahasiswa Baku Pukul

Kompas.com - 05/03/2014, 16:52 WIB
Kontributor Bengkulu, Firmansyah

Penulis


BENGKULU, KOMPAS.com - Puluhan mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bengkulu terlibat baku pukul di Kampus Jl Raya Air Sebakul, Kota Bengkulu, Rabu (5/3/2014). Saling pukul terjadi karena pemilihan presiden mahasiswa yang digelar Komisi Pemilihan Umum Mahasiswa (KPUM) dinilai sebagian kelompok tidak transparan.

Perkelahian itu terjadi saat pemilihan presiden mahasiswa berlangsung. Kejadian berawal saat sekelompok mahasiswa yang menamakan diri Forum Mahasiswa Peduli Demokrasi Kampus (FMPDK) mendatangi tempat pemungutan suara (TPS). Mereka langsung mengobrak-abrik bilik kotak suara serta menyiram bensin untuk menggagalkan pemilihan dan dihalangi oleh panitia.

Ketegangan antara FMPDK dan panitia sempat teredam namun ratusan mahasiswa lain yang sedang menunggu giliran mencoblos masuk ke lokasi dan terjadi aksi saling dorong hingga adu pukul tak dapat dihindari. Mahasiswa yang tergabung dalam FMPDK didesak ke lapangan parkir. Karena kalah jumlah dengan mahasiswa lain, puluhan mahasiswa FMPDK dihajar hingga babak belur.

Petugas keamanan kampus yang datang langsung mengamankan lokasi dan mengamankan para mahasiswa itu ke sebuah ruangan. Korlap FMPDK, Muhammad Sabri, saat diwawancarai menyatakan bahwa proses pemilihan melanggar aturan dan tidak mewakili kepentingan mahasiswa.

“Pembentukan KPU Mahasiswa dilaksanakan tertutup dan salah satu pasangan calon dicoret tanpa alasan,” kata Sabri.

Tudingan itu ditepis Ketua KPUM, Dianto, menurutnya tudingan itu tak beralasan karena langkah yang dilakukan FMPDK itu justru mencari sensasi dan mencederai demokrasi kampus. Sementara itu, Kepala Humas IAIN Matsuri menyatakan, bentrok yang terjadi dilihat sebagai dinamika demokrasi kampus saja.

“Pemilihan presiden mahasiswa dilakukan dan digagas para mahasiswa dengan prosedur dan petunjuk teknis mereka sendiri. Kita lihat dahulu hasilnya, jika kasus ini tidak begitu berpengaruh terhadap kampus, silahkan diteruskan saja,” ujar Masturi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com