Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/03/2014, 18:38 WIB
Kontributor Kendari, Kiki Andi Pati

Penulis


KENDARI, KOMPAS.com
- Polisi masih menemui kendala dalam menangani perkara tindakan asusila yang diduga dilakukan oleh seorang guru Madrasah Ibtidaiyah Negeri di Kabupaten Konawe Selatan.

Pasalnya, hingga kini saksi korban, yakni para siswi, belum juga memenuhi undangan pemeriksaan. Kapolsek Konda, Inspektur satu (Iptu) Alvin mengatakan, pihaknya telah melayangkan panggilan pemeriksaan kepada korban sejak kemarin. Namun yang datang hanya orangtua korban.

“Kami tunggu sampai jam 4 sore saksi korban belum juga datang, padahal keterangan korban yang mengalami langsung tindakan asusila guru tersebut, petning. Tidak bisa di-BAP kalau orangtua korban yang memberi keterangan, mbak,” terang Kapolsek Konda, Ipti Alvin, ditemui seusai simulasi pemilu di eks MTQ Kendari, Selasa (4/3/2014).

Pihaknya, kata Alvin, masih mengamankan tersangka guru madrasah di tahanan Polsek. “Tersangka tidak mengaku telah melakukan pelecehan terhadap siswinya, namun kami tidak langsung percaya. Nah, keterangan saksi korban itu penting untuk memenuhi unsur tindak pidana oleh guru tersebut,” tegasnya.

Namun demikian, lanjut Alvin, pihaknya berencana akan mendatangi madrasah untuk meminta keterangan para siswi yang diduga menjadi korban tindakan asusila sang guru.

Di tempat terpisah, orang tua korban yang enggan namanya dipublikasi mengatakan, pihaknya tidak mau jika anaknya diperiksa polisi. “Saya khawatir dengan psikologi anakku, kasihan kalau harus ditanya-tanya,” ungkapnya melalui telepon selulernya.

Direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Kendari Anselmus AR Masiku berpendapat, sebenarnya dalam kasus anak yang menjadi korban tindak pidana asusila, UU Perlindungan Perempuan dan Anak telah mengatur bahwa korban wajib didampingi oleh pendamping

“Bisa orang tua, organisasi atau pengacara. Tetapi karena perkara ini kemungkinan anak atau saksi korban mengalami trauma atas tindakan asusila, maka terlebih dahulu diberikan penyembuhan trauma atau trauma healing,” jelas Ansel.

Dalam kasus ini, menurut Ansel, menjadi tugas penyidik untuk mencarikan psikolog bagi anak-anak yang menjadi korban tindakan asusila. “Selama ini yang terjadi jika ada trauma untuk kasus tindak asusila yang korbannya anak-anak, penyidik tidak mendahuluinya dengan trauma healing. Namun yang dilakukan langsung memeriksa saksi korban,” tambahnya.

Sebelumnya, seorang guru pria sebuah Madrasah Ibtidaiyah Negeri di Kabupaten Konawe Selatan berinisial EF (40), diamakankan polisi karena diduga berbuat asusila terhadap siswinya. Kasus ini terungkap setelah orangtua korban melaporkan perbuatan guru tersebut ke Polsek Konda, Senin (3/3/2014). Aksi bejat sang guru kelas itu diduga telah berlangsung lama, karena siswi yang dilecehkan sebanyak 10 orang.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com