Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Tahu Guna Jamkesmas, Firman Jalani 8 Bulan dengan Kaki Nyaris Busuk

Kompas.com - 01/03/2014, 07:06 WIB
Kontributor Pematangsiantar, Tigor Munthe

Penulis

PEMATANGSIANTAR, KOMPAS.com — Meski terdaftar sebagai peserta Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas), Firman Simangunsong (23), warga Nagori Tiga Bolon, Kecamatan Sidamanik, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, harus mengalami pembusukan kaki selama 8 bulan. Informasi soal manfaat keanggotaan Jamkesmas itu tak sampai ke pelosok.

Kaki Firman membusuk dari lutut sampai ujung kaki. Dia mengalami kecelakaan kerja di Perawang, Kabupaten Siak, Provinsi Riau. Dia sempat menjalani perawatan di rumah sakit swasta dan klinik patah tulang, tetapi tak kunjung sembuh. Akhirnya, luka tersebut dibiarkan dan membusuk.

Kondisi Firman baru ketahuan saat calon anggota legislatif dari Partai Nasdem, Elman Saragih, melakukan sosialisasi di daerah itu dan mendapat informasi soal Firman. Oleh Elman, Firman dibawa ke rumah sakit tentara. Di sana, kaki Firman diamputasi.

Baru terungkap kemudian, bahwa ibu Firman, Nurhaida Boru Sianturi (62), tak cukup berani membawa Firman ke rumah sakit karena tak punya cukup uang. Dia juga tak tahu bahwa kepesertaannya dalam Jamkesmas memberikan manfaat, antara lain untuk fasilitas pelayanan kesehatan yang dibutuhkan Firman.

"Ya, anak saya ini akhirnya dibawa oleh Pak Elman dan rombongan ke mari," kata Nurhaida Boru Sianturi, saat ditemui di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) RS Tentara, di Jalan Gunung Simanuk-manuk, Pematangsiantar, Jumat (28/2/2014).

Menurut Elman, kasus Firman ini merupakan bukti sosialisasi jaminan kesehatan tak sampai ke daerah, terutama kepada masyarakat miskin. "Jamkesmas itu belum diketahui masyarakat secara luas kemanfaatannya. Ketika sudah disampaikan ke masyarakat, pemerintah atau petugas di bawah tidak memberi tahu bagaimana menggunakan Jamkesmas," kata dia.

Elman berharap pemerintah menyampaikan penggunaan Jamkesmas secara optimal. "Jadi, Jamkesmas itu bukan hanya pajangan. Percuma kalau tidak dipakai," katanya.

Kekesalan serupa disampaikan anggota DPRD Simalungun, Bernard Damanik. Menurutnya, ini merupakan bentuk kegagalan Dinas Kesehatan Pemkab Simalungun dalam menyosialisasikan manfaat Jamkesmas kepada warga miskin di Kabupaten Simalungun.

"Saya juga pernah menemukan kasus serupa di sebuah nagori di Simalungun. Ada warga yang mengalami sakit kronis, terdaftar peserta Jamkesmas, namun tidak tahu menggunakannya. Inilah bentuk kegagalan pemerintah yang tidak paripurna menyosialisasikan programnya," kecam Bernard.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com