Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bocah Berkebutuhan Khusus Rawat Ayahnya yang Stroke

Kompas.com - 27/02/2014, 08:59 WIB
Kontributor Kendari, Kiki Andi Pati

Penulis

KENDARI, KOMPAS.com — Dengan tekun dan penuh kesabaran, Miranda, bocah berusia 10 tahun, merawat bapaknya, Andi Sukri Sondo (55), yang lumpuh akibat stroke. Bukan hanya masih belia, Miranda adalah bocah berkebutuhan khusus.

Di kamar berukuran 3 x 2 meter, Miranda bersama ayahnya hidup bersama. Selama hampir tiga tahun, ia seorang diri berjuang merawat ayahnya yang hanya terbaring tak berdaya di tempat tidur.     

Kamar yang ditempati Miranda dan ayahnya tampak kotor, lembab, dan bau. Tak sepantasnya kamar tersebut dihuni oleh orang sakit. Kondisi tambah parah bila hujan turun. Atap kamar yang bocor membuat air hujan masuk dan membasahi kasur tempat Miranda dan ayahnya tidur.    

Bersama ayahnya, Miranda menumpang tinggal di rumah keluarganya di lorong Tabbaci, Jalan Ir Soekarno, Kelurahan Dapu Dapura, Kecamatan Kendari Barat, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara.

Saat dikunjungi, Rabu (26/2/2014), Miranda terlihat malu-malu dan menutup wajahnya. Sesekali Miranda kecil tersenyum dan mengusap rambut ayahnya dengan penuh kasih sayang.

Sore itu, ia menemani ayahnya. Tugasnya menyuapi makan dan memandikan ayahnya sudah selesai dilakukan.

"Untung ada anakku yang satu ini yang rawat dan temani, kasihan. Sudah tiga tahun mi saya tidak bisa gerakkan badan," tutur Andi Sukri dengan suara terbata-bata.

Putus sekolah

Menurut Sukri, Miranda pernah mengenyam bangku sekolah dasar, tetapi hanya sampai kelas 1 selama 4 tahun. Sebab, kondisi Miranda tak memungkinkannya belajar seperti anak-anak normal lainnya. 

"Di sekolahnya, dia sering diejek teman-temannya, jadi tambah parah anakku, kasihan," ujarnya sedih.

Kalimat penolakan dilontarkan Miranda saat Amri S Herman, Ketua RT 02/RW 04, memintanya agar kembali sekolah. 

"Tidak mau, tidak ada baju sekolahku. Siapa nanti yang rawat bapakku kalau saya sekolah," ungkap Miranda spontan.

Kepada Miranda, Amri menjelaskan akan menitipkan ayahnya ke panti jompo agar ia bisa sekolah lagi. Namun, Miranda menangis. "Saya tidak mau bapakku dibawa ke panti, saya tetap merawatnya," isak Miranda.

Menurut Amri, Miranda sangat telaten merawat ayahnya. Tak hanya menyuapkan makan, memandikan, bahkan membersihkan buang air besar dan air kecil pun dikerjakannya.

"Dalam rumah itu ada dua kepala keluarga, yakni keponakan Sukri dan mertua keponakannya, tetapi sepertinya mereka tidak peduli," ujar Amri.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com