Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pukul Kepala Belasan Murid SD, Guru HS Minta Maaf

Kompas.com - 26/02/2014, 21:59 WIB
Kontributor Pematangsiantar, Tigor Munthe

Penulis

SIMALUNGUN, KOMPAS.com — HS, guru yang memukul belasan orang murid Kelas 3 SD Negeri Karang Sari, Kecamatan Gunung Maligas, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, mengaku sangat menyesali perbuatannya.

Ditemui di sekolah tersebut, Rabu (26/2/2014), HS, warga Pematangsiantar, itu mengakui telah memukul kapala belasan muridnya saat jam pelajaran berlangsung. "Saya memang memukul anak-anak karena mereka ribut," katanya.

Saat kejadian, Senin (24/2/2014), di SD tersebut sedang berlangsung rapat di ruangan kepala sekolah, persis di sebelah ruangan kelas 3. HS mengaku saat itu ia juga sedang mengalami pusing.

"Sudah saya ingatkan sebelumnya agar anak-anak jangan ribut. Apalagi ada rapat di ruang kepala sekolah, bisa mengganggu. Sebentar saya tinggal, karena kepala pusing, anak-anak sudah ribut," katanya.

Kondisi itu memantik emosinya. HS kemudian mengambil sebilah bambu dan memukulkannya kepala seluruh murid. Dia juga mengaku tidak memperhatikan ada paku yang masih tertancap di ujung bambu.

Sejumlah anak akhirnya mengalami bocor di kepala akibat pukulan bambu dan paku tersebut. "Beberapa anak setelah saya pukul mengeluhkan sakit di kepala. Setelah saya lihat, ternyata ada terluka. Saya kemudian mencoba mengobati seadanya," ungkapnya.

Dengan terbata, dia mengaku sangat menyesali perbuatannya itu. "Tak mungkin saya melukai anak-anak. Saya benar-benar tak tahu kalau anak-anak terluka oleh bambu itu," katanya, sembari meneteskan air mata. "Saya tidak gila melakukan itu," sambungnya.

HS lalu menyampaikan permohonan maafnya dan mengaku menyesali perbuatan itu. "Tak lama setelah kejadian, saya sudah minta maaf kepada anak-anak," katanya.

Namun, ternyata beberapa orangtua murid yang menjadi korban tidak terima atas perlakuan HS. Keesokan harinya, Selasa (25/2/2014), perwakilan orangtua mendatangi pihak sekolah, meminta agar HS dipindahkan dari sekolah tersebut dan meminta sekolah mengganti biaya pengobatan para murid yang terluka.

"Ya, kami minta agar guru itu dipindahkan saja. Lalu biaya pengobatan anak-anak diganti," kata Siti Zaitun (62), salah seorang nenek korban, warga Nagori Karanganyar Pasar 1, Kecamatan Gunung Maligas, Kabupaten Simalungun, saat ditemui pada Rabu (26/2/2014) siang.

Siti mengaku tidak akan membawa kasus ini ke jalur hukum. "Tidaklah, Pak. Repot nanti urusannya," tegasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com